Mantra Ajian Pancasona versi Islam

Mantra Ajian Pancasona versi Islam

Dewasa ini kita mengenal tentang kisah beberapa orang yang diyakini menguasai ilmu Aji Pancasona. Ajian Pancasona dikenal sebagai salah satu ilmu tingkat tinggi dimana membuat pemiliknya kebal dari semua serangan, bahkan tidak bisa mati. Dalam kesempatan ini izinkan kami mengulas lebih dalam mengenai mantra ajian pancasona versi Islam dan sejarah yang berkaitan dengannya.

Aji Pancasona memiliki sejarah yang panjang. Ilmu hitam tingkat tinggi ini bersama dengan Ajian Rawarontek bisa dirunut hingga kisah para tokoh dalam cerita Ramayana. Kisah-kisah ini sangat terkenal baik di India sebagai negeri asalnya, hingga ke tanah Jawa.

Sejarah dan Asal-usul Aji Pancasona


Dalam kisah disebutkan bahwa Rahwana adalah musuh Sri Rama. Ia adalah raja Alengka yang berwujud raksasa dan digambarkan memiliki 10 kepala (Dasamukha), memiliki 10 leher (Dasagriva), dan memiliki tenggorokan hingga 10 (Dasakanta). Ia juga memiliki 20 tangan yang menunjukkan kesombongan dan keinginan tak terbatas.

Dalam Hindu Ramayana disebutkan bahwa Ibu Rahwana bernama Kaikesi, seorang puteri dari Raja Detya yang bernama Sumali. Sumali memperoleh anugerah dari Brahma sehingga ia mampu menaklukkan para raja dunia. Sumali berpesan kepada anaknya agar ia menikah dengan orang yang istimewa di dunia.

Di antara para resi, Kaikesi memilih Wisrawa sebagai pasangannya. Alkisah dalam kehidupannya, Wisrawa sempat memperingatkan Kaikesi bahwa bercinta di waktu yang tak tepat akan membuat anak mereka menjadi jahat, namun Kaikesi mengacuhkannya meskipun sudah diperingatkan.

Akhirnya, Rahwana lahir dengan wujud setengah brahmana, yakni setengah raksasa. Saat ia lahir, Rahwana diberi nama "Dasanana" atau "Dasagriwa" dan memiliki sepuluh kepala. Rahwana pun dididik dengan penuh kasih sayang.

Saat masih muda, Rahwana bertapa memuja Dewa Brahma selama bertahun-tahun. Karena tekadnya tersebut, sang Brahma muncul dan memberikan Rahwana kesempatan mengajukan permohonan. Rahwana kemudian memohon agar ia bisa hidup kekal, namun permohonan itu ditolak oleh Brahma.

Sebagai gantinya, Rahwana memohon agar ia kebal terhadap segala serangan dan selalu unggul dalam setiap pertempuran antara para dewa, makhluk surgawi, raksasa, detya, danawa, segala naga, dan hewan buas. Namun karena Rahwana sempat menganggap remeh manusia, ia tidak memohon agar unggul terhadap mereka.

Sang Brahma kemudian mengabulkannya. Ia juga menambahkan kepandaian dalam menggunakan bergaia macam senjata dewa dan ilmu sihir. Dengan kekuatan yang diperolehnya, Rahwana melakukan penyerangan untuk menaklukkan ras manusia, makhluk jahat (ashura, rakshasa, detya, dan danawa), serta makhluk surgawi.

Setelah menaklukkan Patala (dunia bawah tanah), ia mengangkat Ahirawan sebagai raja. Rahwana sendiri menguasai ras ashura di tiga dunia. Karena tidak mampu mengalahkan Wangsa Niwatakawaca dan Kalakeya, ia menjalin persahabatan dengan mereka.

Setelah menaklukkan para raja dunia, ia mengadakan upacara yang layak dan mengangkat dirinya sebagai Maharaja. Oleh karena Kubera telah menghina tindakan Rahwana yang kejam dan tamak, Rahwana mengerahkan pasukannya menyerbu kediaman para dewa dan menaklukkan banyak dewa. Lalu ia mencari Kubera dan menyiksanya secara tersendiri.

Dengan kekuatannya, ia menaklukkan banyak makhluk dari berbagai ras. Selain terkenal sebagai penakluk tiga dunia, Rahwana juga terkenal karena petualangannya dalam menaklukkan para wanita. Rahwana memiliki banyak istri, yang paling terkenal adalah Mandodari, puteri Mayasura dengan seorang bidadari bernama Hema.

Kitab Ramayana menggambarkan bahwa istana Rahwana dipenuhi oleh para wanita cantik yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Disebutkan juga bahwa di Alengka, semua wanita akan merasa beruntung jika Rahwana sudi menikahinya.

Legenda yang terkenal menceritakan kisah pertemuan antara Rahwana dengan seorang wanita istimewa bernama Wedawati, seorang pertapa wanita. Wedawati mengadakan pemujaan ke hadapan Wisnu agar ia diterima menjadi istrinya. Ketika Rahwana melihat kecantikan Wedawati, hatinya terpikat dan ingin menikahinya. Ia meminta Wedawati untuk menghentikan pemujaannya dan ia merayu Wedawati agar bersedia untuk menikahinya.

Karena Wedawati menolak, Rahwana mencoba untuk membawanya kabur. Namun Wedawati membuat api unggun dan menceburkan diri ke dalamnya. Sebelum ia tewas, Wedawati bersumpah bahwa ia akan lahir kembali sebagai penyebab kematian Rahwana.

Bertahun-tahun kemudian Wedawati reinkarnasi sebagai Sita, seorang wanita yang diculik oleh Rahwana. Tindakan itu mengundang kemarahan Rama. Dengan bantuan dari raja Wanara bernama Sugriwa, Rama menggempur Alengka.

Untuk mengantisipasi serangan Rama, Rahwana mengirimkan pasukan terbaiknya yang dipimpin oleh raksasa-raksasa kuat. Serangan pertama dilakukan oleh Hanoman pada saat ia datang ke Alengka sebagai mata-mata untuk menemui Sita.

Dalam pertempuran tersebut, putera Rahwana yang bernama Aksayakumara gugur. Sedangkan di pertempuran selanjutnya, para menteri dan kerabat Rahwana satu per satu gugur, termasuk Indrajit putera Rahwana dan Kumbakarna, adiknya.

Pada hari pertempuran terakhir, Rahwana maju ke medan perang sendirian dengan menaiki kereta kencana yang ditarik oleh 8 ekor kuda terpilih. Ketika ia keluar dari Alengka, langit menjadi gelap oleh gerhana matahari yang tak terduga.

Pertempuran terakhir antara Rama dengan Rahwana berlangsung dengan sengit. Saat itu Rama menaiki kereta Indra dari surga dengan kusir Matali. Setiap Rama menghunuskan senjatanya untuk menghancurkan Rahwana, raksasa tersebut selalu dapat bangkit kembali sehingga membuat Rama kewalahan.

Dalam mitologi Ramayana, Rahwana tidak bisa dibunuh meski badannya dihancurkan sekalipun karena ia menguasai ajian Rawarontek dan Pancasona. Untuk mengakhiri riwayatnya, Rama menggunakan senjata sakti yang dapat berbicara bernama Kyai Dangu.

Senjata itu bisa terbang mengikuti kemanapun Rahwana pergi untuk menyayat kulitnya. Setelah Rahwana tersiksa oleh serangan Kyai Dangu, ia memutuskan untuk bersembunyi di antara dua gunung kembar. Saat ia bersembunyi, perlahan-lahan kedua gunung itu menghimpit badan Rahwana sehingga raja raksasa itu tidak berkutik.

Menurut cerita, kedua gunung tersebut adalah kepala dari Sondara dan Sondari yaitu putera kembar Rahwana yang dibunuh untuk mengelabui Sita. Hingga akhirnya senjata Rama tersebut berhasil menembus dada Rahwana dengan merenggut nyawanya seketika.

Mantra Ajian Pancasona


Itulah tadi sekelumit kisah mengenai kisah kesaktian Rahwana yang menguasai Ajian Pancasona dan Aji Rawarontek. Kedua ajian tersebut sejatinya tidak terpisahkan, saling melengkapi dan saling memperkuat satu sama lain. Dengan menguasai kedua ilmu itu, seseorang akan bisa hidup kekal, meskti tidak abadi.

Sebagaimana ajian lainnya yang sudah mengalami modifikasi dari era Hindu ke era Islam, Ajian Pancasona juga mendapat sentuhan nafas Islam. Beberapa penggalan bait mantra beragama Hindu digubah menjadi bait mantra Islam tanpa meninggalkan esensi keilmuannya.

Ilmu kekebalan yang kemudian banyak disebut sebagai Ajian Pancasona Sunan Kalijaga ini lalu banyak diterapkan pada banyak perguruan-perguruan silat dan kanuragan terutama di daerah Banten dan ujung timur pulau Jawa.

Namun sebagaimana ilmu kekebalan sejati yang sudah pernah kami bagikan, tidak pernah ada ilmu kekebalan yang mudah dan ringan untuk dipelajari. Begitu pun dengan Ajian Pancasona, ilmu ini dikenal memiliki syarat ritual dan lelaku yang sangat berat bagi sebagian orang, terutama yang belum terbiasa ngelmu.

Adapun untuk syarat lakunya adalah melakukan puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis selama 7 bulan (di luar puasa Ramadhan). Setelah selesai, dilanjutkan dengan puasa sunnah selama 40 hari tanpa putus.

Pada hari ke 41 melakukan puasa patigeni, tidak makan dan minum, tidak tidur, dan tidak terkena cahaya matahari selama sehari semalam. Makanan untuk sahur dan berbukanya pun hanya air putih dan nasi putih saja.

Selama menjalankan puasa, diwajibkan membaca mantra Ajian Pancasona sebanyak 21x setiap selesai sholat fardhu. Malamnya melakukan sholat hajat untuk memohon karomah dari ajian ini. Sebelum mengerjakan sholat hajat diwajibkan mandi besar dimana air untuk mandi sudah dibacakan doa Aji Pancasona sebanyak 21x.

Pada hari terakhir patigeni, mantra ajian Pancasona dibaca sebanyak 75x. Setelah selesai mengerjakan puasa, setiap hari sehabis sholat mantranya dibaca 3x. Adapun untuk mantra Ajian Pancasona versi Islam adalah sebagai berikut:

bismillah-hirrahman-nirrahim
niat ingsun amatek ajiku aji pancasona
ana wiyat jeroning bhumi
surya murub ing banthala
bumi sap pitu
anelahi sabhuwana
rahina tan kena wengi
urip tan kenaning pati
ingsun pengawak jagat
mati ora mati
tlinceng geni tanpa kukus
ceng cleleng (2x) kasangga ibu pertiwi
tangi dhewe, urip dhewe aning jagat
mustika lananing jaya
hem, aku si pancasona
ratune nyawa sakelir

Demikianlah tulisan kami mengenai Mantra Ajian Pancasona versi Islam. Saran kami, sebagiknya jadikan tulisan ini sebagai penambah wawasan dan ilmu saja. Untuk benar-benar melakukan lelaku ritualnya anda tetap harus mempunyai guru dan mendapatkan ijazah dari beliau. Salam Rahayu.