Berbagai Jenis Kayu Bertuah di Indonesia

Jenis-jenis Kayu Bertuah di Indonesia

Di sebagian masyarakat Indonesia, ada yang mempunyai keyakinan bahwa beberapa jenis kayu dianggap bertuah. Kayu-kayu tersebut dianggap memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Bisa karena berasal dari pohon dari tempat keramat, karena langka, atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.

Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan, dan tata cara pengambilannya yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu motif yang ada pada kayu karena proses alam atau penyakit pohon kadang diyakini memiliki pengaruh gaib juga, contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timoho dipercaya memiliki daya mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.

Mengacu beberapa sumber antara lain Drs.Budihardono, Ir.Bambang W.B., R. Oesodo, Ir.Wibatsu HS, dan sumber lainnya kami berhasil mengumpulkan beberapa jenis kayu yang secara tradisional dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu tersebut, dan untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat, rancu, atau meragukan diberi tanda (?).

  1. Kayu Asam Jawa, Celagi, Tangkal Acem (Tamarindus Indicus Linn)

    Pohon Asam populer di Indonesia. Tingginya bisa mencapai 30 m dengan diameter 70 cm. Daun dan buahnya banyak digunakan untuk obat. Asam Kawak adalah buah asam yang telah dibersihkan dari biji dan seratnya kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit garam, dibentuk seperti bola dan dijemur disinar matahari.

    Biasanya digunakan untuk obat penyakit tenggorokan. Bijinya disebut Klungsu, diyakini dapat menolak roh jahat, khususnya dari Kerajaan Laut Kidul. Biji asam yang hitam legam sebanyak 3-9 biji jika ditaruh dalam lampu mobil/motor dipercaya dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh mahluk halus.

    Bagian hitam dari teras asam dinamakan Galih Asem, bertuah untuk keselamatan, menolak Jin jahat, dan anti tenung. Jika dipukulkan pada seseorang yang mempunyai daya ilmu hitam maka akan punah kesaktiannya. Kayu ini juga bagus untuk Warangka Keris.

  2. Kayu Awar-awar, Dausalo, Bar-abar, Sirih Popar (Ficus Septica Burm)

    Perdu yang banyak tumbuh di tempat agak basah ini hampir tumbuh di seluruh Nusantara, dari akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya ditumbuk dengan Adas Pulowaras dan airnya diperas dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst.) dan kepiting.

    Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan obat muntah yang sangat manjur. Daun awar-awar sering digunakan untuk menolak makhluk halus.

    Jaman dulu daunnya banyak dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar diiris halus kemudian dicampur candu. Dalam bentuk bulatan kecil ini tikee dibakar didalam alat penghisap madat khusus yang dinamakan "bedhutan".

    Seringkali pohon awar-awar yang sudah tua bagian terasnya memperlihatkan gambar seperti pelet timaha, bagian ini banyak dicari pecinta keris untuk warangka karena diyakini kayu ini dapat meredam keris/tombak yang panas serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan ilmu hitam.

  3. Bambu Buntet, Bambu Pethuk (Bambusa Sp, Phyllostachys Sp, Schizostachum Sp)

    Bambu buntet adalah bambu yang buluhnya tidak kosong. Dipercaya tongkat atau potongan bambu ini bertuah menghalau pengaruh roh jahat dari rumah. Bambu pethuk adalah bambu yang kedua ruasnya saling bertemu.

    Dipercaya siapa saja yang membawa potongan bambu ini akan kesampaian maksudnya, tidak mendapat gangguan dari siapa saja.

  4. Kayu Boga (Ficus Toxicaria Linn ?)

    Kayu ini menyerupai kayu Kebak (Ficus Alba Reinw), warnanya putih dan diyakini berkhasiat menglariskan dagangan. Caranya: taruh sepotong kayu ini di dalam almari / etalase barang yang dujual dan dapat juga disimpan dalam peti uang. Jika ditaruh didalam rumah dipercaya pemiliknya tak pernah kekurangan sandang pangan.

  5. Bambu Apus Pringgolayan (Gigantochloa Apus Kurz)

    Bambu Apus yang tumbuh di belakang makam Pangeran Pringgoloyo kampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta sejak jaman dulu dipercaya memiliki tuah membuat pekarangan menjadi angker. Karena itu sering digunakan untuk mengusir penyewa yang bandel, tidak mau pindah.

    Biasanya sepotong bambu apus ditanam atau diletakkan dekat pintu rumah, tetapi setelah tujuannya tercapai segera dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan mempunyai sifat demikian. Tetapi sifat baiknya juga ada termasuk jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan, dan menolak jin jahat tergantung dari permohonannya.

  6. Bambu wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan bambu Ori (Bambusa Bambos Miq)

    Dipercaya memiliki tuah menolak makhluk halus. Caranya ambil sepotong buluh bambu yang satu ruasnya tertutup kemudian taruh disisi pintu masuk dan isi buluh bambu itu dengan air cucian beras, potongan dlingo bangle, garam, dan rumput alang-alang. Setiap minggu diisi lagi dengan air cucian beras, sarana ini selain menolak jin jahat juga menolak nujum, tenung, dan santet.

    Cara lain, ambil bambu dan dibentuk tusuk sate. Tanam di sudut perkarangan rumah, kemudian taburi garam dan irisan dlingo bangle disekitar tusukan sate ini.

  7. Kayu Lingsar (Pterocarpus Sp ?)

    Pohonnya tinggi besar, tumbuh ditempat kramat Lingga Manik, barat daya desa Kayangan, Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya bisa menolak jin jahat dan memperlancar permohonan yang bersifat kesucian. Kayu Lingsar sepintas seperti Kayu Sengon (Albizzia falcate), bersifat mudah retak karena penggantian cuaca.

  8. Kayu Klumpit, Klumprit (Terminalia Edulis Blanco ?)

    Pohonnya tinggi besar, banyak terdapat dihutan jati, namun kini hampir punah karena digunakan untuk bahan bangunan yang tidak menuntut keawetan.

    Salah satu pohon Klumpit yang masih alami terdapat di Goa Ngrancang Kencono, 7 km barat daya kecamatan Playen termasuk kawasan desa Manggoran Kidul. Kayu ini dipercaya bertuah memudahkan permohonan yang bersifat duniawi.

  9. Kayu Wergu (Rhapis Flabelliformis l'Herit)

    Palma kipas atau Wergu biasanya tumbuh dalam rumpun yang padat. Batangnya berbuku-buku lurus keatas dengan daun seperti kipas. Biasanya tumbuh liar atau sebagai tanaman pagar.

    Batang yang berat biasanya berasal dari pohon yang berumur 20 tahun lebih, dipercaya bertuah menjauhkan ular dan binatang berbisa. Selain itu juga memiliki daya menambah kekuatan bagi pemakainya.

  10. Kayu Songgo Langit (Ochrosia oppositifolia K.Schum & Tridax procumbens Linn.)

    Kayu Songgo Langit yang dianggap bertuah adalah kayu Ochrosia oppositifolia K.Schum. yang sudah amat langka, tingginya bisa mencapai 13-14 m dengan diameter 30 cm, biasanya tumbuh di daerah pantai.

    Akarnya keras, dari luar tampak kuning tetapi dalamnya tampak kuning pucat. Kayunya berbau obat dan biasanya digunakan mengobati sakit perut, kejang perut, dan rasa tidak enak setelah makan ikan atau udang.

    Ada yang beranggapan kayu Songgo langit yang berkhasiat gaib adalah jenis perdu Tridax procumbens Linn yang biasanya tumbuh di karang pegunungan kapur. Pohon ini banyak bercabang dan akar batangnya kuat. Tuahnya menolak niat jelek dari orang jahat atau menghalau makhluk halus.

  11. Kayu Pule, Pulai (Alstonia Scholaris R. Br)

    Pohon yang bisa mencapai tinggi 49 m ini terdapat di seluruh nusantara. Ada 2 macam varietas, yang bertangkai dengan tulang daun berwarna hijau dan satunya berwarna ungu. Keduanya memiliki kegunaan sama. Kayu Pule lunak dan berwarna kuning keputihan, ada jenis kayu pule yang keras, tetapi umumnya lunak.

    Dalam dunia pengobatan dikenal sebagai obat demam, malaria, diabetes, dan kurang nafsu makan. Rasanya pahit seperti Brotowali. Banyak yang menganggap Pule bertuah untuk menolak unsur jahat dalam rumah atau pekarangan.

    Kadang digunakan untuk mengobati kesurupan, caranya ambil cabang yang masih ada daunnya dan cabang pohon awar-awar serta segenggam tumbuhan alang-alang. Pukulkan perlahan punggung orang yang sedang kesurupan maka dia akan segera sadar.

  12. Rumput Fatimah (Calligonum Sp)

    Rumput fatimah banyak diambil kaum muslim dari Tanah Suci Mekkah dipercaya memiliki tuah memudahkan menagih hutang, permohonan pekerjaan, melunakan hati orang, dan lain sebagainya.

    Ada juga kegunaan lain untuk memperlancar persalinan, caranya masukan rumput itu ke dalam air, biasanya akarnya mengembang, bacalah Al-Fatihah atau Al-Ikhlas sebanyak 100 x selama merendam itu kemudian minumkan segelas ke ibu yang bersangkutan sambil memohon petunjuk Allah.

    Rumput ini juga dapat mengobati kanker, stroke ringan, dan tekanan darah tinggi. Hanya disini digunakan air panas (thermos), bacaannya Al-Fatihah dan Ayat Kursi masin masing minimal 200 x sesudah itu mohon penyembuhan pada Allah dan minumkan satu gelas 3 x sehari sampai sembuh. Oleskan air rendamannya kepada yang sakit.

  13. Kayu Minging (?)

    Sejak jaman dulu pohon ini diyakini membuat ular mabuk, disebut juga pohon ular. Sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibuat tongkat kalau masuk hutan, warnanya coklat kehitaman dan agak berat.

  14. Kayu Cendana (Santalum Album L.)

    Aslinya berwarna kuning agak kemerahan, berbau wangi, kayu ini diyakini bertuah dan didekati arwah leluhur. Jangan membawa pusaka yang berwarangka Cendana bilamana menengok orang sakit karena dipercaya dapat mempercepat ajalnya. Tosan aji yang diberi warangka Cendana akan berbau harum dan lebih awet.

  15. Kayu Drini (Pemphis Acidula Forst)

    Kayu Drini dulu banyak dijumpai di pantai selatan Jawa khususnya di pantai Krakal sebelah timur Baron, Gunung Kidul. Kayu ini terancam punah karena banyak dicari diyakini bertuah untuk keselamatan, anti ilmu hitam, anti gigitan ular, dan dijauhi binatang berbisa.

    Kayu yang kering akan berbau harum bila digosok dengan ujung jari. Kayu ini banyak dicari untuk pengobatan. Biasanya pohon Drini tumbuh di tanah kapur yang banyak mendapat angin laut atau sering terendam air laut.

  16. Kayu Dewadaru (?)

    Kayu ini sangat langka, dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa sebelah utara Jepara. Diyakini bertuah menolak hewan buas dan ular, menyembuhkan gigitan hewan berbisa, dan menjaga keselamatan. Kayu ini kurang baik dibawa dalam perjalanan berperahu karena konon mendatangkan angin topan dan badai.

    Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli tumbuh di desa Nyamplung karena konon jelmaan dari tongkat yang ditinggalkan Sunan Kudus; seorang wali Kerajaan Demak. Sedangkan Kayu Dewandaru dari Gunung Kawi, walau jenisnya lain dengan yang ada di Karimunjawa tetapi dipercaya berkhasiat sama.

  17. Kayu Itam, Kayu Arang, Kayu Ebony (Diospyros spp)

    Kayu ini berwarna hitam atau kelabu berserat serat hitam. Kayu yang hitam seluruhnya, bertuah menangkal roh jahat dan menciptakan suasana tentram. Ruang tamu yang diberi hiasan kayu ebony akan terasa teduh dan damai sehingga betah tinggal di ruangan tersebut.

  18. Kayu Kebak (Ficus Sp, Macaranga Sp, Acalypha Sp)

    Pohon Kebak adalah semacam pohon beringin hutan tetapi tidak bisa besar. Namun ada pula yang beranggapan pohon ini sejenis waru tetapi daunnya agak muda, sering disebut Tutup (Macaranga sp, Acalypha sp).

    Kayunya yang ringan dipercaya melariskan dagangan dengan menaruhnya di tempat dagangan atau lemari uang. Kayu ini mudah lapuk atau terkena jamur.

  19. Kayu Kelor, Maronggi, Celor, Keloro (Moringa Olefera Lamk)

    Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang kejang-kejang, kesurupan, atau kena hawa jahat (sawan) dari jenazah, tengkuk dan semua persendian tubuhnya digosok dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman.

    Orang yang punya ilmu hitam biasanya juga akan punah ilmunya bilamana dipukul dengan cabang pohon kelor. Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang biasa disebut Galih Kelor, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat menunjang ilmu kanuragan dan kekebalan.

  20. Kayu Kengkeng (?)

    Banyak dijumpai di lereng Gunung Lawu. Dicari karena dapat menyadarkan orang yang kesurupan. Sepotong kayu ini jika diletakkan dekat bayi atau anak kecil bisa menolak roh jahat dan mkahluk halus lainnya.

  21. Kayu Krangeyan (Litsea Cubeba Pers)

    Pohon setinggi 5 – 15 m dengan batang yang paling besar hanya berdiameter 25 cm ini banyak dijumpai di daerah pegunungan. Mulai dari kulit, daun, dan bunganya berbau harum.

    Kayunya diyakini memiliki daya menolak santet, tenung, dan gangguan setan jahat. Untuk pengobatan umumnya baik bagi sakit pernapasan.

  22. Kayu Liwung (Arenga Pinnata Merr ?, Calyptrocalyk Spicatus ?, Cycas Sp ?)

    Kayu ini ditemukan di daerah Gunung Lawu, biasanya berbentuk tongkat atau potongan yang banyak ditawarkan oleh penduduk setempat. Warnanya hitam seperti teras kayu aren, bedanya seratnya agak kasar.

    Kayu Liwung berasal dari pohon Liwung yang tidak lain adalah pohon Aren laki-laki karena tidak mempunyai bunga betina. Pohon ini amat langka dan dipercaya mempunyai tuah kekebalan terhadap senjata tajam dan tumpul.

    Sangat baik untuk mereka yang mendalami ilmu kanuragan. Sifatnya agak panas, tidak baik untuk mereka yang mudah terpancing emosinya.

  23. Kayu Lotrok (?)

    Sepintas mirip kayu Kebak atau Boga, namun agak kemerahan. Kayunya ringan dan berasal dari lereng gunung berapi. Dipercaya kayu ini dapat memperlancar pesalinan dan anti ilmu hitam namun kadar tuahnya rendah.

  24. Kayu Mimang (?)

    Tidak diketahui nama latinnya, akar mimang menonjol dipermukaan tanah. Konon siapa yang melangkahinya akan bingung dan tersesat. Akar mimang ditanam dalam tanah dibawah pintu masuk dan bagian belakang rumah. Baik akar maupun kayunya dipercaya memiliki khasiat membingungkan orang siapa saja yang melangkahinya.

  25. Kayu Pamrih dan Ringin Sepuh (Ficus Spp)

    Kayu Pamrih berasal dari pohon Pamrih yang tumbuh dibekas pertapaan Sri Sultan Hamengku Buwono I di Beton Kampung Sewu tepi Bengawan Solo, Surakarta. Kayu Pamrih dipercaya bertuah kepangkatan, kewibawaan, dan keberanian.

    Ringin sepuh disini adalah pohon yang tumbuh di halaman makam raja-raja Mataram di Kota Gede, Yogyakarta. Sejak jaman dulu dipercaya memiliki kekuatan gaib. Daunnya yang jatuh "mlumah kurep" artinya satu jatuh terlentang pada satu sisi sedang satunya pada sisi lain ditambah akar dan sedikit kulit pohon, semuanya dimasukan kedalam kantong kain putih kecil banyak digunakan sebagai azimat keselamatan.

    Bagi yang mujur, kadang kejatuhan sebuah cabang pohon ini. Kayunya dipercaya memiliki tuah keselamatan, kewibawaan, dan derajat kepangkatan.

  26. Kayu Nagasari, Penaga Putih, Nagakusuma (Mesua Ferrea Linn)

    Pohon ini asalnya dari India, mulai akar, daun, bunga, sampai kulit dan kayu dimanfaatkan untuk obat dan azimat penangkal bahaya. Kayu yang dianggap mempunyai daya gaib istimewa terutama yang dari makam leluhur.

    Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul karena mengembalikan daya yang dilontarkan kepada pemakai. Tuahnya untuk keselamatan, kewibawaan, pengobatan, perlindungan terhadap orang jahat/jin jahat, binatang berbisa, anti tenung, dan ilmu hitam.

    Pemakai kayu ini diharapkan berlaku jujur dan suci, jika tidak maka tindakan negatif nya akan berbalik memukul diri sendiri. Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika ujungnya dibakar tidak menyala dan jika direndam air sekitar 10 menit maka permukaannya akan keluar bulu-bulu halus. Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi.

  27. Kayu Rotan Poleng, Rotan Pethuk (Daemonorops Spp, Gleichenia Spp)

    Batang rotan yang poleng (bintik hitam) dipercaya bertuah membuat orang kuat berjalan jauh, karenanya dicari untuk dibuat tongkat. Begitu juga dengan rotan pethuk, artinya dua ruas yang saling berhadapan, dipercaya memiliki daya gaib. Diantaranya bisa menghilang, kebal terhadap senjata tajam, dan menghalau unsur jahat.

  28. Kayu Secang (Caesalpinia Bonducella Flemm / C. Sappan Linn)

    Pohon secang ditanam sebagai pagar hidup atau pohon liar. Pohonnya penuh duri, kayunya berwarna putih sedang bagian terasnya berwarna merah darah.

    Rendaman atau seduhan air panas kayu secang ini berwarna merah dikenal sebagai obat manjur penyakit yang ditandai keluarnya darah seperti demam berdarah, mimisan, muntah darah, berak darah, bahkan penyakit darah tinggi, diabetes, jantung, infeksi ginjal, dan lever.

    Kayu secang bertuah anti roh jahat, pelarisan dagangan, dan menolak santet. Untuk penglaris, semua tempat barang dagangan dan lantai dipel dengan air rebusan secang kemudian bagian depan tempat usaha disiram dengan seduhan secang setiap pagi sebelum toko buka.

  29. Kayu Sempu (Dillenia Sp ?)

    Kayu berwarna putih seperti kebak, dipercaya menyembuhkan orang kesurupan. Caranya dengan membawa kayu sempu rabalah orang tersebut dan dengan ijin Allah SWT berdoalah agar orang tersebut sadar. Atau rendam sepotong kayu sempu kedalam air putih, basahilah kepalanya dengan air tersebut dan berdoalah menurut keyakinan anda. Hal yang sama bisa dilakukan juga dengan menggunakan potongan kayu nogosari.

  30. Kayu Setigi, Stigi, Kastigi, Sentigi, Kayu Sulaiman (?)

    Banyak ditemukan di daerah pantai dan biasanya tumbuh di tanah berkapur. Pohon ini daunnya menyerupai daun sawo beludru atau durian yaitu hijau dengan bagian bawah berwarna merah tembaga.

    Kayu ini bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh wanita terlebih yang belum menikah. Kayu ini yang masih segar berwarna putih kemerahan namun lama kelamaan berubah coklat tua.

    Tuah kayu antara lain anti gigitan binatang berbisa juga menolak hama tumbuhan, penyakit menular, dan tanah angker karena pengaruh jin jahat/ilmu hitam. Kayu Setigi relatif ringan namun tenggelam dalam air. Pemakai kayu setigi jangan sekali-kali masuk air karena konon bisa tenggelam.

  31. Kayu Sodo Saren, Sodo Lanang (Arenga Pinnata Merr)

    Lidi daun aren dipercaya memiliki khasiat menghalau jin/setan dan melumpuhkan orang-orang yang memiliki ilmu hitam. Mereka akan hilang kesaktiannya bila dipukul dengan lidi daun aren, jangan sekali-kali memukul anak dengan lidi daun aren karena salah-salah bisa kena penyakit jiwa yang sulit disembuhkan.

    Rumah yang angker atau banyak dihuni hewan pengganggu seperti tikus, ular, dan kelabang bisa dibersihkan dengan satu ikat lidi aren yang dipukulkan keseluruh penjuru ruangan, lebih baik lagi bila disertai dengan membakar daun trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering dicampur sedikit belerang, biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas dari segala gangguan.

    Sodo Saren disebut juga sodo lanang, penamaan ini juga diberikan kepada lidi daun kelapa yang jatuh menancap ditanah secara alamiah. Khasiatnya sama dengan lidi pohon aren. Bila sodo lanang tidak digunakan, taruhlah diatas pintu masuk rumah sebagai penolak bala.

  32. Kayu Sulastri, Slastri, Sletri, Bintangur Bunut (Calophyllum Soulatri Burm)

    Pohon ini bisa mencapai tinggi 30 m dengan diameter 50 cm. Dipelihara orang karena bunganya harum, pohon ini dianggap bertuah yang ditanam di petilasan pemandian Langenharjo, Sukoharjo, Surakarta sebagai peninggalan Sri Sunan PBX.

    Sejak jaman dulu daun dan kayunya dipercaya dapat merukunkan pasangan suami istri yang selalu cekcok atau tidak rukun. Daun Sulastri sering digunakan untuk penyakit rheumatik sedang kulit kayunya banyak dimanfaatkan untuk campuran jamu penguat badan.

  33. Kayu Tesek, Tengsek (Rhynchocarpa Monophylla Backer ?)

    Kayunya amat keras dan awet, banyak ditemukan di lereng gunung berapi dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter 50 cm, batangnya lurus dan bulat. Tesek biasa kayunya putih, diwarnai poleng hitam.

    Tesek lainnya wulung, kulitnya berwarna coklat tapi lama lama menjadi hitam. Kayu ini tenggelam di air dan jika diletakan di air mengalir akan berjalan melawan arus.

    Kayu ini bagus disimpan orang yang sabar dan tidak mudah marah karena bila digunakan untuk memukul walau hanya digunakan sebagai mata cincin, orang bisa pingsan sampai mati.

    Tuahnya untuk bertahan dair banjir, juga dipercaya anti tanah angker, anti hama tumbuhan dan anti ilmu hitam, anti upas atau entup (sengatan lebah). Jodoh kayu ini adalah kayu setigi.

  34. Kayu Timaha/Timoho (Kleinhovia Hospita L.)

    Kayu Timaha yang berkhasiat adalah yang mengandung pelet. Pelet pada kayu Timoho disebabkan oleh suatu penyakit yang menjangkiti pohon tersebut.

    Sebagian ahli botani berpendapat bahwa pelet kayu Timaha terjadi karena adanya luka pada permukaan kulit yang menyebabkan air hujan bisa masuk meresap ke dalam kayunya sehingga menimbulkan semacam infeksi. Beberapa jenis pelet pada kayu Timoho antara lain :

    • Pelet Kendhit
      Pelet yang melingkar pada kayu dengan warna yang lebih gelap dari kayu asalnya dan kelihatan mengkilap seperti bara api. Pelet jenis ini berkhasiat membawa kebahagiaan, kemudahan, kekayaan, dan melindungi diri dari bahaya dan penyakit bagi pemiliknya.

    • Pelet Tulak
      Membentuk garis tebal dari atas kebawah dengan warna yang mengkilap hitam/coklat tua dan gambar yang ditengah lebih menyala dari gambar yang lain, khasiatnya melindungi pemilik dari senjata tajam.

    • Pelet Pudhak Sinumpet
      Menyerupai pelet tulak hanya tidak mempunyai gambaran hitam, khasiatnya seperti pelet tulak.

    • Pelet Pulas Kembang
      Pelet yang menyerupai awan ber-arak dan berkhasiat menolak bahaya dilaut dan sebagai penolak binatang buas disungai (buaya, ular, kalajengking, dan lain-lain).

    • Pelet Dhoreng
      Gambarnya seperti loreng harimau, berkhasiat pemiliknya menjadi berwibawa, angker/tegar dan disegani. Banyak dicari dengan harga cukup tinggi.

    • Pelet Ngamal
      Pelet dengan bentuk bintik-bintik besar (ceplok) dengan jarak sedikit jarang satu sama lain. Khasiatnya memberikan kepuasan hidup dan selalu gembira. Pelet ini sedikit pemilih dan umumnya dicara para pejabat.

    • Pelet Pulas Groboh
      Gambarnya bintik-bintik besar dan kecil. Khasiatnya hampir sama dengan pelet ngamal hanya tidak pemilih.

    • Pelet Beras Wutah
      Bergambar titik-titik kecil merata pada seluruh kayu, khasiatnya untuk pengasihan (dicintai manusia dan binatang), banyak dicari dan harganya mahal.

    • Pelet Ngirim (Ngingrim) Kembang
      Gambarnya berbentuk besar dan panjang, khasiatnya dihormati orang, dicintai lawan jenis, dan biasanya dipakai oleh yang belum berkeluarga (bisa jejaka, duda).

    • Pelet Gandrung
      Bentuknya bulat bulat dan tidak teratur dengan warna lebih mengkilat dan terang, pemiliknya hidup hemat dan cermat.

    • Pelet Ceplok Kelor
      Gambarannya bulat telur dan besar seperti daun kelor, khasiatnya memberi keselamatan pada pemilik.

    • Pelet Ceplok Bantheng
      Pelet yang hampir menutup seluruh kayu tetapi masih terlihat disana-sini kayu aslinya. Pemiliknya akan selalu dalam keadaan sehat wal-afiat.

    • Pelet Segara Winotan
      Pelet yang terdiri dari satu, dua, tiga bintik-bintik yang teratur. Khasiatnya dihormati setiap orang dan pelet ini pemilih, hanya pejabat tinggi yang pantas memakainya.

    • Pelet Gana
      Pelet yang bergambar seperti batu arca, khasiatnya memberi kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan, dan kebahagiaan. Dulu hanya dipakai raja atau pejabat tertinggi.

    • Pelet Sembur
      Pelet dengan gambar titik-titik kecil tersebar diseluruh permukaan kayu, khasiatnya dapat menundukan manusia atau binatang, menghindarkan kemarahan orang lain, dan umumnya pelet ini diyakini mempunyai kekuatan gaib.

    • Pelet Nyerat
      Jenis ini bergambar garis-garis tipis seperti gambar pada marmer, kadang seperti huruf/tulisan. Khasiatnya pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya diri dan selalu beruntung serta jaya, dalam berusaha selalu berhasil.

    • Pelet Dewadaru
      Seperti pelet nyerat, hanya garisnya lebih tebal dan tajam sehingga kadang-kadang sulit membedakan dengan pelet nyerat. Khasiatnya melindungi keluarganya dari mara bahaya dan melindungi harta benda. Biasanya pusaka yang memakai pelet ini ditaruh dalam tempat penyimpanan harta. Pelet ini mempunyai nilai cukup tinggi dan sangat dihormati.

Dikutip dengan beberapa perubahan dari: Primbon