Keris-keris yang Harus Dihindari

Keris-keris yang Harus Dihindari

Dalam dunia tosan aji, dikenal adanya keris-keris yang harus dihindari. Keris-keris ini dihindari akibat dari faktor fisik maupun 'isinya'. Agar tak salah pilih, sebaiknya anda mengetahui jenis-jenis keris yang harus dihindari ini.


Keris Palsu

Keris palsu disini bukan diartikan sebagai keris plastik, keris aluminium, keris seng, dan sebagainya. Tapi keris yang diragukan dhapur, pamor, atau tangguh-nya karena satu atau lain hal. Secara harfiah, keris palsu adalah keris baru yang dibuat seolah-olah keris tua atau sepuh.

Kebanyakan keris palsu ini adalah keris baru atau kamardhikan yang sengaja dibuat menyerupai keris kuno atau keris sepuh dengan proses kimiawi maupun secara alami.

Pada proses kimiawi, keris baru direndam ke dalam cairan asam atau di-kamal sehingga bilah keris tampak aus. Kamalan adalah ramuan yang terbuat dari campuran bubuk belerang, garam dapur, dan jeruk nipis.

Keris yang di-kamal, permukaannya akan terkikis sebagian sehingga tak tampak lagi bekas-bekas kikir, gerinda, atau asahan. Keris buatan baru yang di-kamal secara berlebihan bisa tampak seolah-olah keris yang sudah berusia ratusan tahun.

Sedangkan proses secara alami, keris dipendam dalam tanah atau di dasar sungai dalam jangka waktu tertentu sehingga bilahnya tampak menua secara alami.

Mereka yang tidak paham soal keris atau terlalu bernafsu dengan keris sepuh membuat permintaan terhadap keris sepuh semakin tinggi. Dan saat itulah pasar bereaksi untuk memenuhi permintaan dengan berbagai cara.

Padahal ketersediaan keris sepuh, tua, atau kuno yang asli sudah semakin sedikit. Keris yang berkualitas tinggi sudah jatuh ke tangan kolektor kelas atas. Oleh karena itu banyak yang membuat keris baru menjadi keris kuno dengan harapan memperoleh keuntungan.


Keris Owah-owahan

Keris owah-owahan adalah keris yang diubah bentuk dan/atau pamornya dengan maksud untuk meningkatkan harga jualnya. Misalnya keris yang bagian ujungnya sudah aus lalu dipotong dan diubah bentuknya, misalnya dari luk sembilan menjadi luk tujuh. Agar tidak kentara, lebar bilahnya dirampingkan.

Atau kembang kacang yang telah pugut (patah) diubah bentuknya menjadi kembang kacang pogok atau nguku bima, sehingga bisa dijual lebih mahal. Keris yang sebelumnya ber-gandik polos, diubah menjadi gandik putut.

Keris dhapur Kalamisani yang dianggap kurang indah bentuknya diubah menjadi dhapur Pasopati yang lebih tinggi harganya, dengan mengubah bentuk kembang kacang-nya dari bentuk nggelung wayang menjadi pogok.

Ada pula yang diubah pola gambar pamornya. Misalnya keris dhapur Brojol tangguh Tuban yang tebal bilahnya di-drip di banyak tempat, lalu dikikir sehingga yang semula bepamor Wos Wutah atau Ngulit Semangka menjadi pamor Udan Mas yang relatif tinggi mas kawinnya.

Keris owah-owahan sulit diperkirakan tangguh-nya, bahkan kadang-kadang juga sukar ditentukan nama dhapur-nya. Dalam dunia perkerisan ada keris owah-owahan yang lebih parah dari itu.


Keris Rucah

Keris rucah adalah sebutan untuk keris-keris yang bermutu rendah dan dibuat dengan cara yang tidak benar, misalnya keris yang dibaut dengan cara dicetak atua dicor; atau keris yang diubah bentuknya tanpa mengikuti pakem pembuatan keris.

Sekitar tahun 1960 sampai 1980an, dunia perkerisan mengalami kemerosotan karena banyak keris yang di-bor, dikikir, digergaji, bahkan dilas sehingga menjadi keris 'kreasi baru' yang sama sekali keluar dari pakem perkerisan. Keris itu kerap disebut dengan istilah keris rucah.

Saat itu pemasaran keris dan jalur distribusinya sudah benar-benar dikuasai oleh para tengkulak. Karena tekanan ekonomi, para pandai keris tidak dapat berbuat lain, selain mengikuti kemauan para tengkulak.

Keris owah-owahan yang parah semacam itu dulu seringkali dipasarkan melalui jaringan perdukunan dan menyasar orang-orang yang tak paham soal keris. Yang lebih menyedihkan, keris owah-owahan dan rucah bahkan pernah masuk ke beberapa museum.


Keris Cacat

Keris cacat berarti terdapat kekurangan pada bilah keris seperti retak, pecah, atau terdapat celah di bilah atau sambungan antara bilah dan ganja-nya. Contoh keris cacat adalah keris combong, pamengkang jagat, nyangkem kodok, atau randa beser.

Keris combong atau pamengkang jagad adalah keris yang terdapat retak atau pecah di bagian bawah atau tengah bilahnya. Keretakan itu menyebabkan pada bilah keris terdapat celah membujur.

Secara teknis, pamengkang jagad terjadi karena pada waktu penempaan membuat saton, suhunya kurang tinggi. Dengan begitu, ada bagian-bagian antara besi dan lapisan pamor yang tidak menempel erat satu sama lain.

Akibatnya pada waktu keris itu disepuh, ikatan antara penempelan besi dan pamor itu terlepas, sehingga keris itu retak. Jika keretakan itu sampai mengakibatkan terjadinya celah yang tembus pada bilah itu, berarti keris itu dibuat tanpa menggunakan inti baja.

Bagi para pencinta keris, keris yang cacat seperti ini dianggap gagal dan tidak ada nilainya. Keris ini biasanya hanya dibuang atau dijual dengan harga yang sangat murah.

Namun sebagian pencinta keris yang masih pemula dan beberapa orang memanfaatkan ketidak-tahuan masyarakat dengan mengatakan bahwa keris cacat memiliki tuah. Keris ini dianggap mampu membuat pemiliknya dicintai wanita dan disayangi semua orang di sekelilingnya.

Demikian pula pencinta keris di Sabah, Serawak, Brunei, dan Semenanjung Melayu pada umumnya menyukai keris yang bilahnya retak ini. Mereka menyebutnya keris Pemangkang. Di daerah Sumatera Timur dan Kepulauan Riau, mereka menamakannya keris Tetarapan.

Sedangkan keris nyangkem kodok berarti pada keris tersebut terdapat celah antara bilah dan ganja-nya. Tepatnya, celah itu berada di bagian ganja, dekat buntut cecak, dan relatif lebar (>1,5mm). Cacat itu kadang-kadang juga terjadi di bagian depat ganja, bukan di belakang.

Nyangkem kodok disebabkan karena keausan, dimakan usia; dapat pula karena cara perawatan yang salah, dan ada pula yang karena salah satu bagian di dekatnya pernah mendapat pemanasan dengan suhu yang tidak merata.

Randa beser adalah sebutan bagi keris yang cacat berlubang seperti celah pada bagian sor-soran-nya. Lubang itu terjadi bukan karena aus, melainkan karena kekeliruan dalam pemasangan dan pembuatan ganja-nya. Bisa juga terjadi karena cara penyepuhan yang keliru.

Seharusnya, pada bagian atas ganja terpasang rapat, menempel pada bagian sisi bawah bilah keris, sedemikian rupa sehingga tidak ada celah diantara kedua bagian itu. Sebagian pencinta keris beranggapan randa beser mempunyai tuah buruk, karena akan membuat pemiliknya boros.


Keris Berhawa Panas

Bagi mereka yang menekuni isoteri keris pasti sangat memahami tentang keris-keris yang berhawa panas. Keris yang berhawa panas ini biasanya disebabkan karena 'isian" atau khodam yang tak selaras dengan pemiliknya.

Seperti yang sudah jamak diketahui, sebagian keris kuno atau sepuh memang dapat terisi khodam atau jin yang bersemayam. Bisa dari pengisian yang dilakukan oleh empu, terisi secara alami, atau tertarik karena faktor aura yang dianggap cocok sebagai tempat bersemayam jin/khodam tersebut.

Nah, apabila antara anda atau khodam dalam keris tersebut tidak cocok (tidak selaras) maka bisa menimbulkan aura atau hawa panas. Begitu pula jika yang ada di dalam keris tersebut adalah golongan jin kafir atau jin jahat maka akan terasa sekali aura panas yang memancar dari keris tersebut.

Oleh sebab itu, untuk menghindari keris-keris yang demikian maka diperlukan ilmu tanjeg atau orang yang memahami ilmu tersebut. Ilmu tanjeg adalah ilmu untuk menilai karakteristik atau sifat tuah, serta manfaat gaib sebuah keris atau benda pusaka lainnya.

Selain karena faktor kecocokan atau tayuhan, para pencinta keris juga umumnya menghindari pamor-pamor keris tertentu seperti pamor minum darah atau nerjang landep dan buntel mayit.

Pamor minum darah atau nerjang landep adalah pamor yang 'keluar' dari tepi bilah keris. Dari segi estetika, pamor semacam ini memang kurang enak dilihat. Sebagian pencinta keris di Jawa dan Bugis menganggap pamor ini sebagai pamor yang buruk, karena dipercaya dapat mencelakakan orang lain atau pemiliknya sendiri.

Menurut para ahli tanjeg, keris dengan pamor nerjang landep akan membuat pemiliknya sering salah paham dengan orang di sekitarnya, termasuk dengan keluarganya sendiri.

Sedangkan buntel mayit adalah pamor yang bentuk gambarannya menyerupai belitan kain yang menyelimuti seluruh bilah keris, tombak, pedang, atau mata panah. Pamor ini tergolong pemilih, tidak sembarang orang akan cocok bila memilikinya.

Banyak pencinta keris yang menganggap bahwa pamor buntel mayit dapat membawa sial bagi pemiliknya. Namun sebagian lagi berpendapat bahwa, kalau si pemilik keris berpamor buntel mayit itu tergolong orang yang 'kuat', pamor ini justru memudahkannya mencari rejeki.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli Keris

Setelah anda mengetahui keris-keris apa saja yang perlu dihindari, maka anda perlu mencari tahu cara mengetahui apakah sebuah keris itu cocok atau tidak dengan anda. Berikut adalah hal-hal yang perlu anda ketahui sebelum membeli atau memaharkan keris:

Harga Keris

Anda perlu berpikir dengan kepala dingin sebelum memutuskan untuk membeli sebuah keris. Pastikan harganya masih realistis dan masuk akal, dalam artian tidak terlalu murah atau terlalu mahal.

Soal harga ini memang tidak ada patokan resmi, namun kami yakin siapapun pasti curiga jika ada yang menjual keris Brojol tangguh Tuban dengan mas kawin 1 milyar. Atau keris Pulanggeni dengan kinatah emas dan selut berlian yang dijual dengan harga 900 ribu.

Keris yang dijual dengan harga murah bisa berarti kualitasnya memang rendah atau penjualnya yang tidak tahu nilai kualitas keris. Meskipun juga ada beberapa orang yang menjual dengan harga murah karena faktor ekonomi.

Jik harga yang ditawarkan terlalu mahal maka anda perlu waspada. Banyak penjual yang menjual keris dengan mas kawin yang terlalu tinggi karena disertai 'bumbu-bumbu' cerita. Contohnya dengan mengatakan bahwa keris tersebut pernah dimiliki raja, buatan empu terkenal, bisa berdiri sendiri, dan sejenisnya.

Saat ini, sebilah keris sepuh dengan dhapur yang umum dijumpai seperti Brojol, Jalak, atau Tilam Upih dengan pamor mlumah seperti Ngulit Semangka dan Wos Wutah biasanya berkisar antara 1 sampai 2 juta rupiah.

Keris dengan dhapur yang lebih jarang seperti Pasopati, Pulanggeni, atau Sabuk Inten dengan pamor miring/rekan seperti lar gangsir atau ron genduru bisa berkisar antara 2 hingga 5 juta rupiah. Sedangkan keris populer atau langka seperti keris Nagasasra, Megantara, atau Bethok Buddha bisa mencapai lebih dari 5 juta rupiah.

Itu semua masih harga bilah dengan sandangan biasa. Apabila memakai warangka emas/perak dengan hiasan batu mulia atau memiliki kinatah emas tentu harganya akan jauh lebih mahal. Disini bukan lagi faktor obyektif mengenai fisik keris, tetapi soal investasi dan faktor subyektif seperti keindahan dan seni.

Penjual yang Terpercaya

Sudah menjadi kewajiban untuk membeli atau memaharkan keris dari penjual yang anda percaya. Bisa karena sudah sering membeli sebelumnya, atau sudah menjadi jujugan banyak orang sebagai penjual keris yang terpercaya dan amanah.

Hindari membeli keris dari orang yang tak anda kenal atau melalui toko online, kecuali anda tahu reputasi penjualnya. Dengan metode pengiriman jarak jauh dan sistem transfer akan sangat memudahkan terjadinya tindak penipuan.

Jika anda membeli secara online, pastikan penjualnya memiliki toko atau galeri secara offline dan mudah dihubungi sewaktu-waktu. Dengan demikian kepercayaan bisa dibangun dengan baik untuk ke depannya.

Minat dan Suara Hati

Selalu berpikir dengan kepala dingin dan mengikuti rasa hati sebelum memutuskan untuk membeli sebuah keris. Jauhkan perasaan terlalu bernafsu untuk mendapatkan sebuah keris karena itu dapat membuat anda tertipu atau dimanfaatkan oleh orang lain.

Jika sudah terlalu bernafsu menginginkan suatu, maka peluang untuk kecewa karena mendapatkan harga terlalu mahal atau tertipu juga semakin besar.

Fanatik terhadap suatu dhapur atau pamor tertentu bisa membuat orang kalap untuk mendapatkanya, apalagi jika harus berlomba dengan orang lain. Selain menguras dompet, tentunya akan malu jika mendapat barang yang ternyata bertolak-belakang dengan harapannya.

Jika anda pernah tertipu itu adalah hal yang wajar karena dengan demikian anda bisa lebih berpikir kritis dan lebih waspada untuk selanjutnya. Siapapun bahkan yang seorang ahli keris pun pernah mengalami hal ini. Itu sebabnya suara hati penting dan diimbangi dengan pengetahuan yang cukup.