73 Golongan Aswaja Hasil Perpecahan Umat Islam
Imam Turmudzi, Abu Dawud, dan Ibn Majah meriwayatkan hadits tentang penggolongan umat Islam menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan hasil perpecahan umat Islam.
Diantaranya hanya satu golongan di antaranya yang selamat dari ancaman siksa neraka, yaitu golongan yang konsisten pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan para Sahabatnya (Jama'ah) atau yang kemudian disebut dengan sebutan Ahlussunnah wal Jama'ah.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّيٰ الله عَلَيْهِ وَسلَّمْ : وَالذِّي نَفْسِيْ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقُ اُمَّتِيْ عَليٰ ثَلَثٍ وَسبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ قِيْلَ : مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ ، قَالَ : اَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ ( رواه الطبرَني )
Rasulullah SAW bersabda, "Demi Tuhan yang menguasai jiwa Muhammad, sungguh umatku nanti akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga, dan yang 72 golongan akan masuk neraka. Lalu seorang sahabat bertanya, "Siapakah mereka yang masuk surga itu, ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Mereka itu adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah". (HR Imam Thobroni)
Dalam hadits tersebut terkandung makna bahwa umat Islam kelak akan terpecah menjadi 73 golongan. Dan semua golongan itu akan masuk neraka kecuali satu, yakni golongan orang-orang yang mengikuti Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya (Ahlu as-Sunnah wa al-Jama'ah).
Apakah Hadits tersebut shahih? Ada banyak hadits dengan redaksi berbeda yang menjelaskan tentang hal ini. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. اِنَّ بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَليٰ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفْتَرَقَتْ اُمَّتِيْ عَليٰ ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِيْ النَّارِ اِلاَّ مِلَّةً وَاحِيْدَةً قَالُوْا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ مَا اَنَا عَليْهِ وَاَصْحَبِيْ
"Dari 'Abdullah bin 'Amr, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kaum Bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan". Lalu sahabat bertanya, "Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?" Nabi SAW menjawab, "(Golongan itu adalah orang-orang yang berpegangan pada) semua perbuatan yang telah aku lakukan, serta semua perbuatan yang dikerjakan oleh sahabat-sahabatku," (Sunan al-Tirmidzi, 2565)
Mayoritas ulama menyatakan bahwa hadits di atas dapat dijadikan rujukan karena diriwayatkan oleh banyak sahabat Nabi Muhammad SAW. Seorang ahli Hadits yakni Syaikh Muhammad bin Ja'far al-Hasani al-Kattani mengatakan:
"Hadits yang menjelaskan sabda Nabi SAW tentang umatnya yang akan menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu di surga dan tujuh puluh dua masuk neraka, diriwayatkan dari hadits amiril mu'min 'Ali bin Abi Thalib RA, Sa'ad bin Abi Waqqash, Ibnu 'Umar, Abi al-Darda, muawwiyah, Ibnu 'Abbas, Jabir, Abi Umamah, Watsilah, 'Awf bin Malik dan Amr bin Awf al-Muzanni. Mereka semua meriwayatkan bahwa satu golongan yang akan masuk surga, yakni al-jama'ah." (Nazh al-Mutanatsir min al-Hadits al-Mutawattir, 58. dikutip dari Syarh Aqidah al-Saffarini).
Hadits-hadits Lain Tentang 73 Golongan Hasil Perpecahan dalam Islam
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Orang-orang Yahudi terpecah kedalam 71 atau 72 golongan, demikian juga orang-orang Nasrani, dan umatku akan terbagi kedalam 73 golongan.” HR. Sunan Abu Daud.
Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata, “Rasulullah SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, 'Millah ini akan terbagi ke dalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.” HR. Sunan Abu Daud.
Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:"Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan di surga dan 70 golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72 golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya umatku ini pasti akan berpecah belah menjadi 73 golongan, satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka." Lalu beliau ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau menjawab: "Al Jamaah." HR Sunan Ibnu Majah.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu Al-Jamaa’ah.” HR. Sunan Ibnu Majah.
“Bahwasannya bani Israel telah berfirqah sebanyak 72 firqah dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya akan masuk Neraka kecuali satu.” Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya: “Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: ” Yang satu itu ialah orang yang berpegang sebagai peganganku dan pegangan sahabat-sahabatku.” HR Imam Tirmizi.
Abdullah Ibnu Amru meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Umatku akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika seseorang dari mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, seseorang dari umatku juga akan mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga.” Kami (para shahabat) bertanya, “Yang mana yang selamat ?” Rasulullah Saw menjawab, “ Yang mengikutiku dan para sahabatku.” HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasrani pun demikian. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, ”Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangan-Nya, akan berpecah umatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk Neraka.” Bertanya para Sahabat: “Siapakah (yang tidak masuk Neraka) itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Ahlussunnah wal Jamaah.” (HR ath-Thabarani)
Mu’awiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi menjadi 72 golongan dan dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73 golongan, seluruhnya masuk neraka, satu golongan yang akan masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan akan ada dari umatku yang mengikuti hawa nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah, maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. Wahai orang Arab! Jika kamu tidak bangkit dan mengikuti apa yang dibawa Nabimu…” HR.Musnad Imam Ahmad.
Golongan-golongan Sesat dalam Islam
Memang ada sebagian ulama yang masih mempertanyakan kesahihan hadis tersebut. Namun mengingat banyaknya riwayat dari hadits-hadits yang disebutkan di atas, para ulama akhirnya menetapkan hadits tersebut sahih.
Dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW telah menyebutkan bahwa ada golongan-golongan yang sesat. Pada awalnya golongan yang sesat tersebut terdiri atas 6 kelompok. Seiring waktu, 6 kelompok tersebut masing-masing berkembang menjadi 12 golongan sehingga menjadi 72 golongan.
Adapun dari 6 kelompok tersebut adalah kelompok Al Haruriyah, Al Qadariyah, Al Jahmiyah, Al Murji'ah, Ar Rafidhah, dan Al Jabariyah. Sekarang kita akan mengurai lebih dalam mengenai 72 golongan sesat hasil perpecahan umat Islam ini.
1. Kelompok Al Haruriyah
Kelompok Al Haruriyah terbagi menjadi 12 golongan. Berikut adalah penjelasan beserta ciri-ciri mereka:
- Al Azraqiyah
Mereka berkata bahwa mereka tidak mengenal seorangpun yang dianggap sebagai orang mukmin. Mereka mengkafirkan semua orang kecuali orang yang mau menerima ucapan (pendapat) mereka. - Al Abadhiyah
Mereka berkata siapa yang menerima pendapat kami maka dia beriman, sedangkan yang berpaling dan mengingkari pendapatnya adalah munafiq. - Ats Tsa'labiyah
Mereka berkata bahwa sesungguhnya Allah tidak menetapkan dan juga tidak tidak mentakdirkan segala sesuatu. - Al Khazimiyah
Mereka berkata bahwa mereka tidak mengenal apa itu iman dan akhlaq. Semua orang dianggap salah. - Al Khalfiyah
Mereka menganggap bahwa orang yang tidak melakukan jihad; baik laki-laki maupun perempuan; berarti dia telah kafir. - Al Kuziayah
Mereka beranggapan bahwa seseorang tidak boleh menyentuh orang lain karena tidak tahu apakah orang itu suci atau najis. - Al Kanziyah
Mereka berkata bahwa seseorang hendaknya tidak memberikan hartanya kepada orang lain karena bisa jadi orang itu sebenarnya tidak berhak. Hartanya lebih baik disimpan dengan cara ditimbun di dalam tanah hingga ditemukan oleh orang yang benar dan berhak memilikinya. - Asy Syamrakhiyah
Mereka berkata bahwa tidak masalah jika menyentuh wanita walaupun bukan mahramnya karena mereka baunya wangi. - Al Akhnasiyah
Mereka berkata bahwa orang yang meninggal tidak diikuti oleh kebaikan dan keburukan apapun setelah kematiannya. - Al Hukmiyah
Mereka berkata bahwa siapa saja yang meminta keputusan fatwa hukum kepada sesama manusia maka berarti dia kafir. - Al Mu'tazilah
Mereka berkata bahwa kelompok Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah adalah sama, jadi mereka memilih terlepas dari kedua kelompok tersebut dan tidak mengakuinya. - Al Maimuniyah
Mereka berkata bahwa tidak ada kepemimpinan melainkan dengan pemimpin (imam) dari orang-orang yang mereka cintai.
2. Kelompok Al Qadariyah
Kelompok Al Qadariyah terbagi menjadi 12 golongan. Berikut adalah penjelasan dan ciri-ciri mereka:
- Ahmariyah
Mereka menganggap bahwa syarat keadilan dari Allah adalah dengan cara menguasai dan menghalangi dengan kemaksiatan. - Tsanawiyah
Mereka menyatakan bahwa kebaikan itu dari Allah dan keburukan berasal dari setan. - Mu'tazilah
Mereka mengatakan bahwa Al Qur'an adalah makhluq dan mengingkari sifat rububiyah Allah. - Kaisaniyah
Mereka yang mengatakan tidak tahu apakah perbuatan-perbuatan ini berasal dari Allah atau berasal dari hamba, dan tidak mengetahui apakah manusia mendapatkan pahala atau hukuman. - Syaithaniyah
Mereka yang mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan setan. - Syarikiyah
Mereka yang mengatakan bahwa keburukan semuanya telah ditakdirkan kecuali kekufuran. - Wahmiyah
Mereka yang mengatakan bahwa perbuatan dan ucapan tidak berbentuk dzat dan demikian pula dengan kebaikan dan keburukan juga tidak memiliki dzat. - Zabriyah
Mereka berkata bahwa seluruh kitab suci diturunkan oleh Allah, maka mengamalkannya adalah suatu perbuatan yang benar (baik yang nasikh maupun mansukh). - Mas'adiyah
Merekan menganggap bahwa orang yang berbuat maksiat kemudian bertaubat maka taubatnya tetap tidak diterima. - Nakitsiyah
Mereka beranggapan bahwa orang yang melanggar pembaitan Rasulullah maka dia tidak berdosa. - Qasithiyah
Mereka mengikuti Ibrahim bin Nizam dengan perkataan bahwa siapa saja yang menganggap Allah adalah 'sesuatu' maka berarti dia telah kafir. - Qashriyah
Mereka yang mengubah jumlah rakaat sholat fardhu yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat saja.
3. Kelompok Jahmiyah
Kelompok Jahmiyah terbagi menjadi 12 golongan. Berikut adalah penjelasan dan ciri-ciri mereka:
- Mu'athalah
Mereka beranggapan bahwa setiap yang terbersit dalam dugaan seseorang maka ia adalah makhluq dan seseorang yang menganggap bahwa Allah dapat dilihat adalah kafir. - Marisiyah
Mereka yang mengatakan bahwa kebanyakan sifat-sifat Allah adalah makhluq. - Multaziqah
Mereka menegaskan bahwa Allah bisa berada di segala tempat. - Waridiyah
Mereka yang mengatakan bahwa tidak akan masuk neraka orang yang mengenal Tuhannya dan siapa saja yang masuk ke dalam neraka maka dia tidak akan dapat keluar darinya selamanya. - Zanadiqah
Mereka berkata bahwa tidak seorangpun dapat menetapkan bahwa dirinya ada yang memiliki karena penetapan itu tidak dapat dilakukan kecuali setelah diketahui oleh panca indera. Sesuatu yang tidak diketahui oleh panca indera maka tidak dapat ditetapkan. - Harqiyah
Mereka beranggapan bahwa orang yang kafir akan dibakar oleh api neraka sekali dan kemudian dia akan terus dalam keadaan terbakar selamanya. - Makhluqiyah
Mereka menganggap bahwa Al Qur'an adalah makhluq. - Faniyah
Mereka menganggap bahwa surga dan neraka itu fana dan belum diciptakan. - Abadiyah
Mereka yang mengingkari para rasul. Mereka mengatakan bahwa mereka hanyalah para hakim atau penguasa. - Waqifiyah
Mereka yang menyatakan bahwa mereka tidak tahu bahwa Al Qur'an itu makhluq atau bukan makhluq. - Qabriyah
Mereka mengingkari adzab kubur dan syafaat. - Lafzhiyah
Mereka mengatakan bahwa lafazh dalam mengucapkan Al Qur'an adalah makhluq.
4. Kelompok Murji'ah
Kelompok Murji'ah terbagi menjadi 12 golongan. Berikut adlaah penjelasan dan ciri-ciri mereka:
- Tarikiyah
Mereka mengatakan bahwa Allah tidak mewajibkan kepada makhluk-Nya kecuali beriman kepada-Nya. Siapa saja yang beriman maka Dia akan melakukan dan menetapkan sesuai dengan kehendak-Nya. - Saibiyah
Mereka yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah membebaskan makhluk-Nya untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. - Raj'iyah
Mereka yang mengatakan bahwa orang yang taat maupun suka bermaksiat tidak dapat disebut sebagai demikian karena mereka tidak mengetahui kedudukannya di sisi Allah. - Salibiyah
Mereka berkata bahwa ketaatan bukan bagian dari keimanan. - Bahisyiyah
Mereka berkata bahwa iman itu adalah ilmu. Siapa saja yang tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang batil atau mana yang halal dan mana yang haram maka berarti dia kafir. - Amaliyah
Mereka mengatakan bahwa keimanan adalah amal perbuatan. - Manqushiyah
Mereka mengatakan bahwa keimanan itu tidak bertambah dan tidak berkurang. - Mustatsniyah
Mereka mengatakan bahwa pengecualian adalah bagian dari iman. - Musyabbahah
Mereka mengatakan bahwa mata, telinga, tangan, dan kaki adalah sama dengan apa yang diketahui makhluq sebagaimana lazimnya. - Hasyawiyah
Mereka berkata bahwa hukum hadits-hadits adalah satu. Bagi mereka meninggalkan sunnah berarti sama saja telah meninggalkan yang wajib. - Zhahriyah
Mereka yang menafikan dan mengingkari qiyas atau majaz. - Bada'iyah
Mereka yang pertama kali menciptakan hal-hal bid'ah pada umat. Dan mereka yang suka menambahkan sesuatu yang baru dan tidak selaras dengan Al Qur'an dan Hadits.
5. Kelompok Rafidhah
Kelompok Rafidhah terbagi menjadi 12 golongan. Berikut adalah penjelasan dan ciri-ciri mereka:
- Alawiyah
Mereka mengatakan bahwa risalah kenabian sebenarnya ditujukan kepada Ali. Dan Jibril disebut telah melakukan kesalahan. - Amiriyah
Mereka mengatakan bahwa sesungguhnya Ali adalah rekan Nabi Muhammad dalam hal kenabian. - Syiah
Mereka mengatakan bahwa Ali adalah penerima wasiat sebagai pengganti Rasulullah setelah beliau wafat. Umat Islam yang membaiat kepemimpinan (khilafah) setelah Rasulullah kepada selain Ali berarti dia telah kafir. - Ishaqiyah
Mereka mengatakan bahwa kenabian itu tidak berakhir dan akan terus bersambung hingga hari kiamat. Oleh sebab itu setiap orang yang memiliki ilmu tentang ahlul bait maka berarti dia seorang nabi. - Nawusiyah
Mereka yang mengatakan bahwa Ali adalah umat terbaik. Siapa saja yang lebih mengistimewakan yang lainnya maka berarti dia telah kafir. - Imamiyah
Mereka mengatakan bahwa dunia ini tidak mungkin tanpa seorang pemimpin yang berasal dari keturunan Husein. Dan seorang imam diajarkan langsung oleh malaikat Jibril. Jika seorang imam wafat maka kedudukannya digantikan oleh yang lainnya. - Zaidiyah
Mereka mengatakan bahwa anak keturunan Husein seluruhnya adalah pemimpin (imam) dalam sholat. Oleh karenanya jika mendapatkan salah seorang dari keturunan Husein maka keturunan Husein tidak boleh melakukan sholat di belakang orang lain. - Abbasiyah
Mereka yang menganggap bahwa Abbas adalah orang yang paling berhak memimpin kekhilafahan Islam daripada yang lainnya. - Tanasukhiyah
Mereka mengatakan bahwa ruh-ruh manusia dapat reinkarnasi. Oleh sebab itu jika orang baik maka ruhnya akan keluar dan masuk ke dalam tubuh makhluq yang membuatnya dapat berbahagia dalam kehidupannya. - Raj'iyyah
Mereka menganggap bahwa Ali dan sahabat-sahabatnya akan kembali ke dunia dan akan membalas dendam kepada para musuhnya. - La'inah
Adalah mereka yang melaknat Abu Bakar, Umar, Ustman, Thalhah, Zubair, Mu'awiyah, Abu Musa, Aisyah dan yang lainnya. - Mutarabbishah
Mereka yang berpenampilan seperti ahli ibadah. Setiap tahun mereka mengangkat seseorang yang menjadi tempat sandaran mereka dalam setiap urusan mereka (amir/mursyid). Jika orang itu wafat akan digantikan dan diserahkan kedudukannya kepada yang lainnya.
6. Kelompok Jabariyah
Kelompok Jabariyah terbagi menjadi 12 golongan. Berikut adalah penjelasan dan ciri-ciri mereka:
- Mudhtharibah
Mereka yang mengatakan bahwa manusia sebenarnya tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi Allah-lah yang melakukan segala sesuatu untuknya. - Af 'aliyah
Mereka yang mengatakan bahwa kita dapat melakukan sesuatu akan tetapi pada hakekatnya kita tidak memiliki kemampuan. Kita seperti hewan yang diikat. - Mafrughiyah
Mereka yang mengatakan bahwa segala sesuatu sudah diciptakan dan sekarang tidak ada sesuatupun yang baru diciptakan. - Nujariyah
Mereka mengatakan bahwa Allah akan memberikan adzab kepada manusia atas perbuatannya bukan atas perbuatan orang lain. - Mananiyah
Mereka mengatakan bahwa seseorang wajib melakukan sesuatu yang terbersit dalam hatinya. Maka laksanakanlah jika yang terbersit itu adalah kebaikan. - Kasbiyah
Mereka mengatakan bahwa seorang hamba tidak dapat mengusahakan pahala dan hukuman. - Sabiqiyah
Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang berkeinginan maka lakukanlah keinginan itu. Siapa saja yang tidak mau melakukannya maka janganlah melakukannya. Sesungguhnya orang yang bahagia (ahli surga) tidak akan bermanfaat kebaikannya. - Habbiyah
Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang meminum gelas kecintaan kepada Allah maka gugurlah kewajibannya dalam beribadah melaksanakan rukun-rukun agama yang telah ditetapkan. - Khufiyah
Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang mencintai Allah maka dia tidak akan takut kepada-Nya. Karena seseorang tidak akan takut kepada kekasihnya. - Fikriyah
Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang keilmuannya bertambah maka gugurlah kewajiban ibadah baginya sesuai dengan tingkat keilmuannya. - Khasyabiyah
Mereka mengatakan bahwa dunia ini bagi para hamba adalah sama, tidak ada keistimewaan bagi sebagian dari mereka tanpa sebagian yang lain sesuai yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. - Maniyah
Mereka mengatakan bahwa dari kita suatu perbuatan dilakukan dan kita memiliki kemampuan untuk melakukannya.
Dalam menafsirkan hadis tersebut para ulama berpendapat, bahwa yang dimaksud kelompok sesat, bukanlah kelompok-kelompok Islam yang muncul karena perbedaan masalah fiqh.
Namun yang dimaksud kelompok sesat, adalah kelompok yang memang telah keluar dari ajaran-ajaran pokok Islam. Seperti kelompok yang mengingkari rukun-rukun Islam dan Iman.
Jadi kelompok yang mengamalkan rukun Islam dan mempercayai rukun-rukun iman, mereka ini termasuk kelompok yang selamat. Adapun kelompok-kelompok Islam yang ada sekarang ini, kita juga harus melihatnya melalui kacamata di atas.
Jika penyimpangan yang terjadi sesuai dengan kriteria diatas, maka aliran tersebut masuk dalam Firqah/golongan tersebut diatas. Sejauh mereka mengamalkan syariat Islam serta berakidah dengan aqidah yang Islami, maka kita tidak boleh memberinya cap sebagai kelompok yang sesat.
Berikut ini beberapa etika bila menemukan beda pendapat antar kelompok:
- Memulai dengan "husnudzan" (prasangka baik) terhadap sesama muslim.
- Menghargai pendapat kelompok lain sejauh pendapat tersebut mempunyai dalil.
- Tidak memaksakan kehendak bahwa kelompoknyalah yang paling benar, karena pendapat lain juga mempunyai kemungkinan benar yang seimbang, sejauh dalam diskursus syariah.
- Mengakui adanya perbedaan dalam masalah furu'iyah (cabang-cabang ajaran) dan tidak membesar-besarkannya.
- Tidak mengkafirkan orang yang telah mengucapkan "Laailaaha illallah".
- Mengkaji perbedaan secara ilmiyah dengan mengupas dalil-dalilnya.
- Tidak beranggapan bahwa kebenaran hanya satu dalam masalah-masalah furu'iyah (cabang-cabang ajaran), karena ragamnya dalil, di samping kemampuan akal yang berbeda-beda dalam menafsiri dalil-dalil tsb.
- Terbuka dalam menyikapi perbedaan, dengan melihat perbedaan sebagai hal yang positif dalam agama karena memperkaya khazanah dan fleksibillitas agama. Tidak cenderung menyalahkan dan menuduh sesat ajaran yang tidak kita kenal. Justru karena belum kenal, sebaiknya kita pelajari dulu latar belakang dan inti ajarannya.
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Arti Ahlu as-Sunnah wal-Jama'ah secara istilah adalah kaum atau golongan yang menganut dan/atau mengikuti serta mengamalkan ajaran agama Islam yang murni sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Jika dilihat dari segi bahasa, Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah terdiri dari tiga kata :
- Ahlun (اَهْلٌ) artinya golongan, keluarga, atau orang yang mempunyai atau orang yang menguasai, misalnya :
- - اَهْلُ الْبَيْتِ Keluarga atau kaum kerabat
- - اَهْلُ اْلاَمْرِ Orang yang mempunyai urusan atau penguasa
- As-Sunnah (اَلسُّنَّةِ) artinya meliputi perkataan, perbuatan, dan ketetapan.
Secara istilah berarti apa yang datang dari Rasulullah SAW meliputi perkataan (sabda Nabi), perbuatan Nabi (af’al), dan ketetapan Nabi (taqrir). - al-Jama'ah (اَلْجَمَاعَةِ) artinya kumpulan atau kelompok.
Secara Istilah yang dimaksud Jama'ah adalah para sahabat Rasulullah SAW terutama adalah khulafa'ur rosyidin yaitu Khalifah Abu Bakar as-Shidiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin 'Affan ra, dan Ali bin Abi Thalib ra.
Sedangkan menurut Muhammad bin Muhammad bin al-Husaini az-Zabidi dalam kitabnya yang berjudul Ithafus Sadah al-Muttaqin (Sarah kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Ghozali) mengatakan bahwa yang dikatakan Ahlu as-Sunnah wal-Jama'ah (Ahlus Sunnah wal-Jama'ah) adalah:
اِذَا اُطْلِقَ اَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فَالْمُرَادُ بِهِ اَلاَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِدِيَّةُ
"Apabila di sebut Ahlu as-Sunnah wal-Jama'ah (Ahlus Sunnah wal-Jama'ah) maka maksudnya adalah orang-orang yang mengikuti paham Imam Al-Asy'ari dan Imam al-Maturidi."