Ritual Kekebalan Tubuh di Sendang Riyo Manggolo

Ritual Kekebalan di Sendang Riyo Menggolo

Ritual Kekebalan Tubuh di Sendang Riyo Manggolo - Di sebelah Timur kompleks makam tokoh Panembahan Romo ada sebuah sendang yakni Sendang Riyo Manggolo. Di sendang keramat ini diyakini mengandung minyak ajaib sebagai sarana untuk ajian kekebalan tubuh. Di lokasi ini juga sering muncul ikan gabus raksasa yang dipercaya merupakan penunggu gaib sendang.

Sendang keramat ini letaknya di Dukuh Kajoran, Jimbung, Klaten Selatan, Jawa Tengah. Sendang itu sering didatangi orang untuk melakukan berbagai ritual spiritual. Warga sekitar menyebutnya Sendang Riyo Manggolo.

Nama Riyo Manggolo sendiri diambil dari tokoh Pangeran Riyo Manggolo. Konon Panembahan Romo bernama Panembahan Bromo, Panembahan Setiaki, Panembahan Romo sendiri putra Browijoyo IV.

Suatu hari Panembahan Romo mendirikan sayembara : Barang siapa yang kuat menahan letusan (nadahi) meriam akan dijadikan menantu. Ternyata Riyo Manggolo bersedia memasuki sayembara dengan minta waktu 40 hari dan 40 malam untuk bertapa merendam (kungkum). Maka dibuatlah sendang untuk bertapa tersebut.

Dalam bertapa tersebut Pangeran Riyo Manggolo didatangi seekor naga besar yang diberi aji kekebalan berupa minyak tolo dan naga ini sekarang menjadi penghuni sendang tersebut yang diberi nama sendang Riyo Manggolo atau sendang Dagan. Setelah waktu yang ditentukan ternyata Riyo Manggolo dapat memenuhi sayembara dan dijadikan menantu Panembahan Romo.

Di samping sendang Riyo Manggolo juga terdapat batu petilasan yang juga dikeramatkan warga. Batu itu, konon merupakan tempat sholat sang pangeran ketika masih hidup dulu. Jadi setiap pengunjung yang ingin melengkapi ritualnya di makam, biasanya akan mendatangi sendang itu dulu untuk mensucikan diri. Setelah itu berdoa di depan batu petilasan. Selanjutnya melakukan ziarah di makam, atau seringkali disambung dengan ibadah sholat di Masjid kuno dekat makam.

"Yang sering datang kemari dulunya hanya kalangan orang-orang yang ada hubungannya dengan tentara atau militer. Namun sekarang masyarakat umum sudah banyak yang tahu dan berkunjung kemari," papar Pak Manto (54), warga asli desa Jimbung yang dekat dengan lokasi sendang.

Menurut ceritanya yang didukung oleh beberapa pengunjung lain, sendang itu memang dulunya sangat tersohor sebagai tempat lelaku ritual bagi kalangan tentara atau polisi. Bentuk ritual itu biasanya dilengkapi dengan mandi berendam atau kungkum di bak air sendang.

Konon air sendang tersebut dipercaya mengandung minyak ajaib. Minyak itu sering disebut Minyak Tala. Minyak Tala di jaman kerajaan masa lalu dikenal sebagai salah satu zat untuk kekebalan tubuh. Minyak Tala sering dipakai oleh para senopati (komandan mititer) kerajaan saat berperang. Selain para senopati, juga dipakai oleh prajurit-prajurit telik sandi (spionase atau intelijen).

"Jadi siapa saja yang lelaku atau bertapa di sini dan percaya, akan mendapat ajian kekebalan tubuh," lanjut lelaki yang tiap malam selalu aktif mengikuti tahtilan dan ritual lain di lokasi dekat sendang.

Ada sebuah cerita legenda yang sangat dipercaya oleh kaum sesepuh (orang tua) desa Jimbung. Dulu saat para pangeran yang berbasis di wilayah Kajoran berperang melawan penjajah Belanda, mereka dikenal sangat sakti mandraguna. Sebagian besar dari mereka kebal dengan mimis (peluru) bedil, meriam, canon, dan semua senjata canggih milik penjajah.

Begitu juga dengan serangan senjata tajam. Tak ada satupun senjata tajam yang bisa melukai kulit mereka. Rahasianya adalah sebelum bertempur, mereka selalu minta petunjuk gaib di sendang di tengah desa. Pangeran yang memulai meminta petunjuk gaib, dan pertama kali melakukan mandi ritual di situ adalah pangeran Riyo Manggolo.

"Itulah alasan kenapa sendang itu sampai sekarang diberi nama Sendang Riyo Manggolo," jelasnya.

Belajar ilmu Kekebalan Tubuh di Sendang Riyo Menggolo

Dari sendang ini puta muncul cerita yang berkaitan dengan Kerajaan Waringin Rubuh. Yaitu sebuah kerajaan kecil dengan ibukota di wilayah Polokarto (wilayah sebelum masa Kartosuro). Peran sendang initah yang sangat penting bagi senopati-senopati kerajaan untuk merubuhkan lawan-lawannya. Tak heran sampai sekarang banyak orang masih percaya dengan kekuatan gaib sendang. Mereka mengharap kekuatan mistis dari sendang untuk cita-cita atau keinginan yang berkaitan dengan militer atau polisi.

Misalnya anggota TNI yang datang ke lokasi untuk mandi kungkum. la berharap dengan mandi di situ bisa mendapat keselamatan saat mMenjalankan tugasnya di lapangan. Dengan kata lain, secara spiritual ia ingin mendapat kekebalan dari semua serangan musuh atau hal-hal jahat lainnya. Bisa juga yang bersangkutan berharap agar karier militernya bisa cepat naik pangkat. Bahkan banyak anak-anak muda yang setelah lulus sekolah juga datang ke sendang untuk berdoa dan mandi kungkum.

"Tentu saja mereka berharap agar setelah lulus, nantinya bisa diterima masuk di sekolah militer, tentara atau polisi yang diinginkannya," Cerita lelaki yang kini hanya punya satu tangan sejak kecelakaan bus menimpanya beberapa tahun silam ini.

Bahkan tak hanya berkaitan dengan kemiliteran. Kini banyak juga orang-orang yang berprofesi Dalang Wayang Kulit juga datang ke lokasi. Mereka datang untuk melakukan doa keselamatan serta ritual penglaris rejeki. Para dalang ini banyak datang dari wilayah Karangdowo, Klaten.

Wilayah Karangdowo tersebut sejak dulu hingga sekarang memang dikenal sebagai gudangnya para dalang. Banyak dalang kondang lahir dan berdomisili di wilayah ini. Di kantong-kantong desa ini banyak tinggal para dalang dari beragarn wayang. Mulai wayang kulit, wayang beber, wayang suket, dan lain-lain. Namun paling banyak adalah dalang wayang kulit.

Tercacat mulai tokoh almarhum Dalang kondang Ki Narto Sabdo hingga dalang-dalang kondang populer lain sekarang ini. Mereka rata-rata pernah menyinggahi lokasi sendang Riyo Menggoio meskipun cuma sesekali. Tentu Saja mereka datang untuk kepertuan ritual yang mendukung profesi mereka. Saat Malam Jum'at di hari pasaran apa saja bisa dipastikan selalu ada dalang yang datang ke lokasi sendang. Baik malam Jum'at Kliwon, Jum'at Legi, Jum'at Pon, atau malam-malam Jum'at yang lain selalu ramai.

Yang menarik, dari sendang ini sering muncul pertanda gaib yang sudah dihafal bagi kalangan pengunjung. Seringkali muncul binatang kunang-kunang terbang yang memancarkan cahaya sangat terang. Cahaya yang berkelap-kelip tersebut biasanya akan hilang setelah kunang-kunang masuk ke dalam permukaan air sendang.

"Bagi yang berharap tentang keinginan atau masalah yang berkaitan dengan dunia ketentaraan, maka biasanya jumlah kunang-kunangnya lebih dari satu atau beberapa ekor," jelasnya.

Namun jika jumlah kunang-kunangnya hanya seekor, maka itu adalah petunjuk bagus untuk pengunjung lain. Misalnya mereka yang berharap tentang penglarisan usaha atau berkaitan dengan masalah lain termasuk pengunjung golongan dalang tadi. Lalu ada proses ritual tersendiri, jika ingin menindak-lanjuti petunjuk berupa binatang kunang-kunang tadi. Yaitu dengan cara segera meminum air sendang yang telah dimasuki oleh kunang-kunang gaib tadi.

Anehnya, meskipun banyak pengunjung datang dalam waktu yang bersamaan, namun bukan berarti semuanya bisa melihat petunjuk kunang-kunang tersebut. Biasanya hanya ada satu atau beberapa orang saja yang bisa melihat kemunculan kunang-kunang itu.

Jadi seringkali terdapat pemandangan aneh serta lucu, saat tiba-tiba ada pengunjung yang sedang khusuk tiba-tiba meminum air sendang karena merasa telah melihat kunang-kunang masuk ke air sendang.

Sementara dalam waktu yang bersamaan pula ada pengunjung lain cuma terbengong-bengong terdiam, karena mereka merasa belum melihat atau mendapat petunjuk gaib kunang-kunang itu. Seringkali ada pengunjung yang Karena merasa malu, lalu menjadi nekad, atau berpura-pura sudah melihat kunang-kunang tersebut dan segera ikut-ikutan minum air sendang.

Namun jika mereka berpura-pura akhirnya malah bertambah malu sendiri, karena biasanya orang yang melakukan hal itu segera dihinggapi kunang-kunang sungguhan di atas kepalanya. Kunang-kunang tersebut setelah hinggap di kepala biasanya tidak terbang masuk ke air sendang, melainkan langsung terbang ke arah lain atau hilang ke arah sawah. Nah cerita tentang mitos orang yang berpura-pura itu sudah akrab dan seringkali malah dijadikan hiburan tersendiri di kalangan pengunjung ritual sendang.

Satu keanehan lagi dari sendang adalah tentang penghuni air sendang. Selama ini sendang tersebut memang dihuni oleh beberapa macam ikan air tawar seperti ikan Wader, Gabus, Sepat, serta ikan-ikan kecil lain. Setiap dua minggu sekali, air sendang selalu dikuras semua isinya sampai habis dan bersih. Dulu mengurasnya masih manual. Sekarang sudah memakai pompa listrik penyedot air. Semuanya disedot keluar. Termasuk ikan-ikan semuanya dikeluarkan. Saat itulah ikan-ikan tadi biasanya dijaring atau diambil oleh anak-anak dan warga sekitar.

"Anehnya saat air sendang kembali terisi oleh mata airnya sendiri, tahu-tahu sudah terisi ikan lagi, dan jumlahnya juga selalu banyak," cerita lelaki yang mengaku sering bertandang ke rumah Loji Gandrung, yaitu rumah kediaman dinas Walikota Solo, Jawa Tengah ini.

Padahal jarak antara saat menguras dengan kembalinya ikan-ikan baru itu hanya selisih satu dua hari, namun ikan-ikan itu dengan cepat selalu muncul dalam jumlah banyak. Bahkan sesaat setelah dikuras dan sumber mata air kembali mulai menggenangi, sering muncul ikan yang wujudnya seperti ikan gabus, namun berukuran sangat besar seperti ular.

Warga setemmpat menamakan ikan ini dengan sebutan Sawer Kendang. Selain bentuknya seperti ular, gerakannya juga mirip belut. Khusus binatang yang satu ini tak bisa ditangkap dengan cara apapun. Meskipun begitu, hingga sekarang tak ada petunjuk gaib apapun berkenaan dengan ikan Sawer Kendang ini. Namun warga percaya bahwa ia tentunya jelmaan gaib dari aura sendang. Di siang hari yang panas, ia sering muncul, namun begitu melihat kedatangan orang langsung tenggelam menghilang tanpa jejak di dasar sendang.

Sendang itu dulu hanyalah satu bak air sendang. Namun karena banyak pengunjung baik lelaki atau perempuan, akhirnya sendang dipisah menjadi dua ruangan. Yaitu sendang lanang (lelaki) di sisi Timur dan sedang wedok (wanita) di sisi Barat. Pemnisahan itu agar pengunjung lebih nyaman dan tidak merasa nsih. Mata air utama tetap berpusat di bagian sendang lanang. Anehnya sesaat setelah dipisah, mata airnya pun tiba-tiba juga muncul lagi di ruangan sendang wedok. Jadi mata air sumber sendang kini juga berubah menjadi di dua titik lokasi.

Tepat di samping sendang, atau di luar pagar tembok, ada batu yang permukaannya terdapat cekungan. Namun, batu itu sekarang sudah dibuat pondasi persegi panjang datar. Warga percaya bahwa batu tersebut dulunya adalah tempat ibadah sholat bagi sang Pangeran. Pangeran menggunakan lokasi batu tersebut, karena saat itu Masjid belum sempat dibangun. Di batu itu pula, konon banyak yang percaya bahwa dulunya sering dipakai Pangeran untuk memberikan nasehat dan petuah tentang ilmu agama Islam pada masyarakat desa.

Hingga kini, pengunjung yang datang ke sendang Riyo Manggolo selalu menyempatkan berdoa di depan batu tersebut. Tak heran di batu tersebut selalu menyisakan kembang dan aroma dupa tiap harinya. Untuk menjaga kebersihan, penjaga Sendang selalu membersihkannya tiap pagi dan sore hari. Di hari Jum'at malam, banyak juga ustad atau kyai yang menyempatkan diri untuk berdoa di dekat batu. Kemampuan ilmu mereka bisa lebih kuat saat mempelajari agama setelah herdoa di dekat lokasi batu.

Di lokasi batu ini sering muncul penampakan berupa orang tua berjubah putih yang sedang melakukan sujud sembahyang. Namun kemunculan orang tua itu sampai sekarang masih misteri. Artinya belum ada petunjuk gaib apapun yang bisa diterjemahkan warga atau paranormal yang tahu. Apakah dia perwujudan gaib dari tokoh Pangeran Riyo Manggolo ataukah sosok tokoh lain yang berkaitan dengan beliau? Semuanya kini masih misteri.


Sumber gambar:
nonobudparpora.wordpress.com