Cerita Misteri: Jangan Sembarangan Membaca Mantra

Cerita Horor Jangan Sembarangan Membaca Mantra

Dalam cerita misteri kali ini kami akan membagikan sebuah kisah horor yang dialami oleh seorang penulis lepas bernama Ming. Dia menceritakan tentang pengalamannya ketika secara tidak sengaja membaca sebuah mantra dari internet. Selamat membaca.

Aku percaya kalau makhluk halus itu ada. Baik di jalan, di tempat umum, bahkan di dalam rumah sekalipun. Mereka ada di setiap tempat dan di sekeliling kita.

Perkenalkan namaku Ming (samaran). Aku berasal dari kota Kembang. Setelah menikah, aku ikut tinggal bersama suamiku di kota P, dan masih harus satu rumah dengan orang tuanya.

Karena hubunganku dengan mertua kurang baik, aku meminta suamiku untuk mengontrak rumah saja. Namun keadaan ekonomi kami yang masih belum stabil membuat kami memutuskan untuk menempati bekas rumah nenek dari suamiku yang baru saja meninggal 1 bulan lalu.

Kami merenovasi rumah tua itu supaya lebih nyaman ditempati dan layak huni untuk keluarga kecil. pemilik rumah yang berdinding papan dan beratapkan seng itu baru saja meninggal? Tak apala, pikirku. Daripada harus hidup satu atap dengan mertua?

Singkat cerita, hingga aku punya seorang putri tak banyak hal aneh yang terjadi di rumah itu. Bahkan selimut nenek yang dipakainya saat sakit pun kami pakai untuk tidur. Namun tak ada kejadian mistis apapun.

Aku punya hobi saat senggang yakni membaca cerita hantu dari internet. Aku biasa menyimpannya terlebih dahulu sebagai halaman offline sebelum dibaca.

Suatu hari, suamiku tertawa-tertawa dengan HP-ku di tangannya. Kutanya, apanya yang lucu? Dia menunjukan sebuah halaman internet tentang cara memanggil hantu lengkap dengan mantra yang berbahasa Sunda. Menurutnya itu lucu karena dia tidak paham apa artinya.

Aku pun penasaran dan mencoba mengartikannya. Tidak semua bait mantra bisa kuterjemahkan karena sebagian mantra itu menggunakan bahasa Sunda kuno.

Namun ada beberapa kata yang bisa kutangkap, yaitu tentang menyerahkan jiwa atau sesuatu seperti itu. Aku pun menghapus tulisan itu karena menurutku seram.

Selang beberapa menit saat kami sedang berbincang, tiba-tiba pintu gudang terbuka dan terbanting dengan sendirinya. Kami sangat terkejut karena posisi kami duduk tepat di depan pintu itu.

Kami pun seketika diam dan saling bertatapan. Suamiku berkata mungkin aku kurang rapat saat menutup pintunya. Aku mengiyakan, walaupun dalam hati aku berani bersumpah aku tidak pernah membuka pintu gudang karena aku phobia dengan kecoa.

Malamnya, tepat pada jam 12 malam aku terbangun karena putriku yang baru berumur 8 bulan tiba-tiba menangis kencang. Kugendong, kususui, segala cara sudah kulakukan untuk menenangkannya. Tapi dia masih saja menangis. Bahkan tangisannya semakin lama semakin keras.

Di atap rumah kami yang terbuat dari seng itu tiba-tiba terdengar suara seolah-seolah ada orang yang sedang berlari-berlari, menggaruk-garuk, dan suara batu yang menggelinding.

Saat itu aku terdiam dan tak berani membangunkan suamiku. Hingga setengah jam berlalu akhirnya suara-suara itu menghilang dan putriku kembali tidur. Tidak biasanya terjadi hal seperti ini. Aneh.

Keesokan harinya kulalui seperti biasa tanpa kejadian apapun. Namun malamnya, hal yang sama terjadi lagi...

Tepat jam 12 malam anakku menangis keras, diikuti suara berisik di atap. Kejadian itu terus berulang. Hingga pada hari ke tiga menjelang subuh, suamiku tiba-tiba mengigau dan menjerit keras.

Kubangunkan dia dan kutanya mimpi apa? Dia bilang dalam keadaan setengah tidur dia melihat yang ada di kasur kami ada 4 orang! Aku, suamiku, putri kami, dan seorang lelaki.

Suamiku bertanya pada sosok lelaki itu, siapa dia dan sedang apa disini? Lelaki itu berkata ia ingin menginap. Suamiku lalu mengusir lelaki itu. Namun hal aneh terjadi, tangan dan kaki lelaki itu tiba-tiba memanjang! Dan semakin lama semakin panjang!

Suamiku terus mengusirnya namun sosok itu berkata tidak mau pergi. Sosok itu malah mencekikku dan hendak membawa putri kami! Di saat itulah dia berteriak-teriak untuk melepaskan kami hingga akhirnya dia terbangun.

Paginya, aku dan suamiku membahas hal janggal yang terjadi akhir-akhir ini. Semua berawal setelah kami tidak sengaja membaca mantra itu. Tiba-tiba aku teringat...

Astaga! Aku ingat pada sebuah kata pada bait mantra itu, "menyerahkan jiwa"?

Karena takut hal ini terus terjadi dan berdampak buruk pada anak kami, kami memutuskan untuk memanggil seorang nenek tukang pijat bayi dekat rumah. Selain bisa memijat, konon beliau bisa menyembuhkan bayi yang terkena sawan atau diganggu makhluk gaib.

Nenek itu datang dan meminta segelas air putih. Setelah itu beliau menanyakan nama lengkap putri kami. Kemudian mulutnya komat-kamit di depan gelas yang kuberikan. Entah apa yang dibacanya saat itu.

Lalu beliau mengusap wajah anakku dengan airnya sambil tetap berkomat-kamit. Nenek itu lalu membuang sisa air di gelas di sekitar halaman rumah.

Sebelum pergi, beliau menyarankan untuk menaburkan garam di sekeliling rumah sambil membaca doa sebisanya. Nenek juga mewanti-wanti agar saat maghrib tiba, jangan membawa anak kami keluar rumah.

Setelah itu anak kami tidak pernah menangis lagi saat tengah malam. Kejadian-kejadian aneh di dalam rumah kami juga sudah tidak ada lagi, namun semuanya belum benar-benar berakhir...

Di atap rumah kami, hingga saat aku menulis cerita ini, terkadang kami masih mendengar ada suara sesuatu yang menggaruk-garuk atap rumah. Seolah-seolah sosok itu marah karena tidak bisa masuk ke dalam rumah dan membawa putri kami. TAMAT.