Asal Usul Leak Bali

Asal Usul Leak Bali

Asal Usul Leak Bali - Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia yang mempraktekkan ilmu sihir dan membutuhkan darah manusia agar dapat terus hidup. Ilmu Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.


Mitosnya, Leak hanya bisa dilihat pada malam hari, sedangkan di siang hari ia tampak seperti manusia biasa. Saat malam tiba ia pergi ke pemakaman untuk mencari organ tubuh manusia yang digunakan dalam membuat ramuan sihir.

Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.

Sedangkan ilmu Leak adalah sebuah ilmu kuno yang diwariskan oleh para leluhur di Bali. Saat ini banyak orang bertanya apa itu Leak? Apa Leak benar-benar ada? Atau apa benar leak itu menyakiti manusia? Secara umum, leak itu benar-benar ada dan tidak menyakiti manusia.

Tidak gampang mempelajari ilmu leak. Dibutuhkan kemampuan khusus dan kesaktian untuk mempelajari ilmu leak. Ilmu leak juga sama dengan ilmu-ilmu lainnya yang tertuang dalam lontar-lontar kuno Bali.

Pada zaman dahulu, tidak semua orang bisa mempelajari ilmu leak. Ilmu leak merupakan ilmu rahasia yang berguna untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Ilmu ini biasa dipelajari oleh petinggi-petinggi raja dan dengan bawahannya. Semua orang yang mempelajari ilmu Leak akan memilih tempat yang rahasia karena tidak sembarangan orang yang boleh mempelajarinya.

Konsep Rwa-bhineda dalam Ilmu Bali


Gambar Barong Bali

Ada dua jalur ilmu di Bali yakni pengiwa (jalur kiri / ilmu hitam) dan penengen (jalur kanan / ilmu putih). Pengiwa berasal dari kata kiwa (kiri) yang mengandung arti buruk, kasar. Sedangkan penengen berasal dari kata tengen (kanan) yang berarti kebaikan, halus, dan sejenisnya.

Ilmu Leak atau pangleyakan adalah salah satu dari 5 cabang ilmu pengiwa yakni pangasren, pangeger, pangasih-asih, panangkeb. Dalam Iontar-lontar kuno, ilmu-ilmu pengiwa ini harus selalu dirahasiakan.

Jika mampu dirahasiakan, dalam seratus reinkarnasi yang bersangkutan akan menemui kebebasan tertinggi. Tapi jika sampai ketahuan, dalam seribu kelahiran akan menemui kehinaan, disorot masyarakat, dan terbenam di neraka Tambra Gohmuka.

Beberapa tempat di Bali seperti Sanur, Suwung, Sabha (Gianyar), Nusa Penida, dan Bangli diyakini sebagai daerah yang memiliki kekuatan Leak paling ampuh dan paling maut.

Perubahan zaman membuat ilmu Leak juga berkembang mengikuti zaman, namun penerapannya masih sama. Yang jelas ilmu leak tidak menyakiti, berbeda dengan ilmu teluh atau nerangjana yang memang bersifat negatif karena khusus untuk menyakiti orang lain.

Ilmu Leak memang ada sesuai dengan tingkatan ilmunya, termasuk endih leak. Endih leak ini biasanya muncul pada saat pemilik ilmu Leak sedang latihan atau berinteraksi dengan leak lainnya. Endih Leak biasanya muncul pada saat malam hari, khususnya pada saat tengah malam.

Cara Belajar Ilmu Leak


Untuk mempelajari ilmu Leak tidak bisa sembarangan karena ada hari-hari tertentu saja. Ilmu Leak dipelajari di tempat yang rahasia dan dianggap angker. Endih yang muncul bisa berupa fisik atau jnana (rohnya) sendiri karena ilmu ini tidak bisa disama-ratakan bagi semua yang mempelajarinya. Bagi pemula, endih yang muncul adalah lidahnya sendiri.

Sedangkan yang melalui jnana (rohnya) pemilik ilmu menggunakan sukma atau jiwa dari ilmu leak sehingga yang terlihat adalah endih leak seperti bola atau kurungan ayam, padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau sukmanya sendiri.

Endih leak berbeda dengan sinar lainnya. Endih berjalan sesuai dengan arah angin dan berkerlip. Warnanya pun bisa berbeda-beda hingga lebih dari satu warna, tidak seperti banaspati yang hanya tampak berwarna kuning atau kemerahan.

Ilmu leak tidak menyakiti manusia. Orang yang kebetulan melihatnya tidak perlu merasa takut atau khawatir karena endih tersebut tidak menimbulkan panas. Endih leak bersifat niskala, tidak bisa dijamah.

Asal Usul Leak


Cara belajar leak bali

Pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak. Yang ada adalah "liya, ak" yang berarti 5 aksara. Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, dan Ma.

Dalam penjelasan singkatnya, Si adalah mencerminkan Tuhan. Wa adalah anugerah. Ya adalah jiwa. Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan. Dan Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa.

Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Setiap manusia yang mempelajarinya, jika telah menguasainya akan mengeluarkan cahaya atau aura. Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta alat vital. Tapi pada umumnya cahaya itu keluar melalui mata dan mulut sehingga akan tampak seperti api yang seolah-olah membakar rambut orang tersebut.

Pada prinsipnya, dalam ilmu leak tidak ada cara menyakiti seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka jiwa orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau yang di Jawa disebut meraga sukma.

Ngelekas artinya kontak batin agar badan astral bisa keluar. Ini juga alasannya orang ngeleyak. Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya yang disebut angeregep pengelekasan, sampai di sini sukma anda bisa keluar dan berkelana dalam bentuk cahaya yang disebut endih tadi.

Endih Leak


Endih berupa bola cahaya akan melesat dengan cepat. Endih ini adalah bagian dari badan astral manusia yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Di sini si pemilik ilmu bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Tapi tetap tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak.

Tidak semua orang bisa melihat endih. Bahkan penampakan endih tidak akan bisa ditangkap kamera. Jadi jika ada yang mengaku berhasil memfoto atau merekam endih, mungkin yang direkam itu adalah sinar atau cahaya yang lain. Bisa juga penampakan dari wujud genderuwo atau banaspati.

Pengleyak tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati. Orang ngeleyak hanya datang ke makam (pemuwunan). Jika ada orang baru meninggal, anggota leak wajib datang ke pemakaman untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai tirta.

Tingkatan Ilmu Leak Bali


Apa itu ilmu leak

Leak memiliki keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak yakni Leak barak (brahma), Leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, dan leak siwa klakah. Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.

Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu yang bergantung kepada emosi jiwa pemiliknya. Ketika emosinya labil, ilmu tersebut bisa menyerang membabi buta dan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan.

Kestabilan emosi sangat penting sehingga sang guru sangat ketat dalam memberikan pelajaran. Selama ini leak selalu dijadikan sebagai kambing hitam  atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang khusus mempelajari ilmu hitam (penestian). Ilmu penestian memang dibuat untuk membuat orang celaka, sakit, dan menerita dengan kekuatan ilmu hitam.

Ilmu penestian menggunakan ajian-ajian tertentu seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, atau aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa.

Pengiwa banyak menggunakan tulisan rajah. Yang paling hebat bisa menggunakan cetik (sejenis racun yang bersifat mistis). Aliran ini jelas bertentangan dengan pengeleakan.

Ilmu Leak di Bali sampai sekarang masih ada dan berkembang karena pewarisnya masih ada. Ilmu Leak dilestarikan sebagai bagian dari budaya Hindu di Bali. Jika anda ingin menyaksikan leak ngendih, datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di pemakaman pada saat tengah malam.